Tadi sudah melewati puasa keempat, yah?,
nggak kerasa. Tetapi ada juga yang sudah menjalani puasa kelimanya. Lumrah
sekali, karena di Indonesia untuk penetapan awal 1 Ramadhan kerap kali terjadi
perbedaan. Tapi bagaimanapun juga, perbedaan ini jangan sampai memecah belah antar
umat beragama, khususnya kami yang beraga Islam. Ok, sip!. Sebelum semakin
jauh, ijinkan saya mengucapkan:
“Selamat
Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan (1435 H), bagi umat muslim yang
menjalankan. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amin Ya Robal Alamin. Maaf apabila
ada postingan dan komentar saya, yang kurang berkenan. Mohon maaf lahir-batin,
yah.”
Ngomongin
Takjil memang identik dengan
Bulan Puasa. Mulai dari buah Kurma, Kolak, Kue Basah, Es Buah, Puding, atau
apapun hidangan yang serba manis-manis. Menyegarkan sekali kalau mengkonsumsinya,
apalagi dalam keadaan dingin. Saya jadi ingat kolak buatan Embah di rumah,
kadang beliau bikin kolak Pisang, Ketan Hitam, Kacang Hijau. Atau biasanya
minuman seperti es buah, yang diracik sendiri.
Mengkonsumsi makanan yang manis dapat
mengembalikan kadar gula darah yang turun selama berpuasa. Sebenarnya tidak dianjurkan, apalagi jika dikonsumsi berlebihan
malah berbahaya, terutama bagi penderita Diabet. Tetapi faktanya kebanyakan dari masyarakat Indonesia
banyak memilih takjil sebagai hidangan pertama, sebelum mengkonsusumsi makanan berat,
atau yang mengandung karbohidrat kompleks.
Ketika memasuki
Bulan Ramadhan banyak sekali
Penjual Takjil musiman. Mereka dapat dengan mudah kita ditemui saat memasuki sore
hari atau menjelang berbuka puasa. Tempat menjajakannya juga beragam, ada yang
di depan rumah, toko, lampu merah, pasar, POM Bensin, sekitaran kampus, dan
banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan. Pastinya berdasarkan pemilihan
lokasi, tentunya mereka memiliki target pasar tertentu.
Ok, ada sedikit cerita
di sore ini. Bermula setelah tukar galon dan membeli menu buka di warung Ibuk
Sebelah, berupa nasi dan lauknya. Berhubung saya belinya jam 16.36 WIB –sementara buka puasa di sini mulai pukul
15.18 WIB–, jadi sayur dipisah dari nasinya. Saya memang sengaja membeli lebih
awal, soalnya di sana kalau sudah mendekai jam lima pasti sudah antri. Malah saya
pernah nunggu giliran di saat adzan sudah berkumandang. *ngeeng *ngolong start
Kemudian saya berniat
membeli takjil. Sebenarnya sudah punya tempa langganan, tapi saya sengaja mengamati area
yang banyak ditempati oleh penjual takjil dan tak lupa untuk mengabadikannya. Ada
tiga lokasi yang saya datangi sore ini. Pertama dekat dengan kosan saya sendiri, Pisang
Candi Barat, lebih tepatnya di kawasan kampus saya, Unmer Malang. Kedua di
Pasar Takjil Gading Kasri, dan ketiga di kampus saya dulu, yaitu Universitas Negeri
Malang (UM). Ok, pertama dimulai dari:
1. Kawasan Unmer Malang
Ketika sore hari
memang mulai dipadati penjual aneka makanan, tempat tongkrongan dan ngopi. Tapi
masuk bulan puasa, pemandangan sore hari berbeda dari hari biasanya. Banyak sekali
penjual takjil yang memadati kawasan Unmer di Jl. Terusan Raya
Dieng. Kalau tidak salah duga, mungkin mereka berasal dari warga sekitar sana.
*) Tepat di belakang itu gedung Fakultas saya dulu, FTI Unmer.
*) Masih sebelahnya
Kalau sudah malam tiba,
kembali seperti biasanya. Dipadati penjual makanan; seperti nasi goreng,
lalapan, martabak, terang bulan, gorengan, tempat ngopi dan tongkrongan
anak-anak kampus. Satu lagi foto yang saya ambil, tapi dari arah seberang timurnya.
Ketika saya pulang menuju ke kosan, sempat mengabadikan lagi foto berikut ini:
*) Jepretnya dari pertigaan (di pojoknya) Gedung Rektorat Unmer
2. Pasar Takjil Gading Kasri
Pasar ini musiman, hanya
ada pada saat bulan Ramadhan saja. Karena hari biasa tidak ada aktifitas
penjualan di sana, dan tenda yang menanguinya hanya diperuntukkan untuk area penjualnya
saja. Pasar ini kecil, saya menyebutnya pasar lantaran di spanduknya ada
tulisan Pasar Ta’jil RT. 05 – RW. 01, seperti nampak gambar di bawah ini:
*) Makin lama, di sini semakin dipadati pembeli
*) Aneka minuman dari berbagai rasa
Lokasinya tepat di depan
Kantor Bersama Kelurahan Gading Kasri, di Jl. Galunggung No. 5, Malang. Di sebelah
kanannya ada pertigaan Galunggung, kalau ke barat akan memasuki Kelurahan Pisang
Candi. Dari kosan saya hanya butuh kurang lebih tiga menit, naik kendaraan. Tapi
biasanya saya lewat jalan pintas, melewati belakang Fakultas Ekonomi Unmer,
ketimbang ngelewati perempatan Dieng.
3. Kawasan UM
Ok, ini lokasi
terakhir yang saya kunjungi. Sekaligus nostalgia dengan kawasan ini. Iyah, karena
dulu saya berkuliah di UM, sebelum transfer (alih jenjang) ke Unmer. Kosan saya
dulu dekat sekali, awal kuliah di UM (angkatan 2010) ngekosnya di Jl. Jombang,
Gang 01. Jadi biasanya malam hari cari makan di daerah sana. Banyak pilahannya
dan rame pembelinya. Ok, stop, malah curhat yak :D.
*) Ini dia lokasinya
Kawasan yang saya
maksud ini tepat di depan UM sendiri. Ah, banyak tafsir sih, ada yang bilang UM
bagian depan (karena gedung rektorat dekat sana, tapi sudah proses pembangunan
gedung rektorat yang baru), ada juga yang bilang UM belakang (menganggapnya UM depan
di dekat Matos, mungkin karena gerbangnya paling besar). Tapi lebih tepatnya UM
depan ialah di pintu gerbang timur, atau di Jl. Semarang (sesuai alamatnya, meski jarang sekali yang
nyebut ini).
*) Jangan baca yang Ijo-ijo :D
Jl. Terusan Surabaya,
atau di seberangnya mulai dari Jl. Bondowoso, sampai ke Jl. Gresik, dekat
Kosabra (mini market). Kalau di sini penjualnya tidak hanya kalangan
masyarakat, tetapi juga para mahasiswa dan mahasiswi yang berjualan. Mereka nggak
ketinggalan mengambil momen ini untuk mendapatkan keuntungan. Menarik
pembelinya pun, mereka lebih aktif, dibandingkan cara warga berjualan. Karena kalau mereka berjualan pasti ada ajakan dan interaksi
dari mereka. Seru kali, yah. Hitung-hitung ngabuburit.
Khusus di Jl. Terusan
Surabaya juga musiman, atau diperbolehkan selama bulan Ramadhan saja. Karena sepanjang
jalan itu sebenarnya dilarang berjualan. Saya ingat sekali awal kuliah di UM, di
sana masih banyak yang berjualan sampai malam hari. Tapi selang beberapa bulan,
sudah ada larangan tertulis yang berupa plang penanda, bahwa dilarang berjualan
di area sana. Sekarang mungkin masih toleransi.
***
Yah, kurang lebihnya
seperti itu yang saya amati. Jika membandingkan ketiga lokasi di atas, yang
paling banyak pilihan tentunya di Pasar Takjil Gading Kasri. Selain itu
tempatnya lebih tertata, karena tidak terpisah-pisah, melainkan berada di meja
panjang dan berderet. Untuk harga takjil berupa kolak, es buah, pisang ijo, bervareatif,
mulai dari Rp. 4.000,-, Rp. 5.000,-, dan Rp. 6.000,-.
Terus, beli takjilnya
di mana, Cho?
Dari ketiga lokasi,
dua di antaranya hanya saya datangi dan mengabadikan momennya saja, tidak
sampai beli di sana. Tadipun seperti hari sebelumnya, masih beli yang di Pasar
Kasri, dan sepertinya di sana harganya lebih terjangkau. Mikir-mikir lagi kalau
membeli di kawasan Unmer, (ssttt!) soalnya harga di kawasan sana relatif lebih membengkak.
Masih mending di kawasan UM, lebih bersahabat ketimbang di sana. *ngomong bisik-bisik
Iyah, selalu ingat Prinsip
Ekomoni mah!, hhaha. Jadi agak jauh dikit nggak apa-apa, asal dapat harga yang murah
dan tetap nikmat, hhehe. Karena saya juga berprinsip begini “Buat apa beli yang dekat, kalau yang jauh ada!” *EH. Oh iyah, ini takjil
yang saya beli tadi, berupa kolak, di dalamnya berisi Pisang, Ketela, dan Ubi. Emm, enak sekaliiii. *promo
*) Harganya
murah, cuman Rp. 4.000,- (di sana sama untuk semua rasa).
Alhamdulillah, masih
dipertemukan lagi dalam bulan Ramadhan ini, masih diberikan kesehatan, dan umur
yang panjang. Meski saat ini saya jauh
dari orang tua, dan belum bisa berkumpul dengan keluarga. Puji syukur, tetap bisa menjalankan Ibadah Puasa, merasakan nikmatnya
sahur, berpuasa, dan berbuka.
Ayuuk.. mumpung Ramadhan,
kita manfaatkan sebaik mungkin. Mari tingkatkan kualitas Ibadah di bulan suci
ini. Mudah-mudahan puasanya lancar, nggak
ada bolong (kecuali yang berhalangan dan perempuan). Semoga amal ibadah kita
diterima Allah SWT. Amin Ya Allah.
Ngomong-ngomong, di tempat kalian dekat nggak dengan Penjual Takjil?.
Richo A. Nogroho
Malang, 02 Juli 2014
Kalau ramadhan jadi ga susah ya cari menu berbuka...kalau ditempat saya paling deket...didepan rumah banget...jadi tinggal pilih-pilih....a
BalasHapusBenar sekali, Mbak, sudah banyak yang menyediakan dan menjualnya. enak tuh, dekat sekali lokasinya. kadang memang ada rumah yang dadak menjual takjil yah, Mbak :)
Hapuskalau saya lbh seneng tajil dengan yg gurih :))
BalasHapusWah begituu, lebih suka masakan yang digoreng yah, Mbak :)
Hapusinilah berkah Ramadhan,,, para penjual yang menikmati keuntungan dan pembeli menikmati olahan penjual,,, enak bisa memilih apa aja yang mau dimakan untuk buka puasa
BalasHapusRamadhan selalu membawa berkah, Mbak:), saling menguntungkan satu sama lain yah. tinggal nyesuaikan dengan selera, hehe.
Hapuspeluang untuk orang yang jeli, memanfaatkan momen lebaran untuk menambah rejeki
BalasHapusKeuntungan berjualan saat Lebaran berlipat ganda. apalagi menjual barang yang dicari dan dibutuhkan masyarakat.
Hapusbelum pernah moment puasa di malang, kayaknya seru mas richo
BalasHapusSekali-kali mampir ke sini, Mbak Nunu, Sidoarjo Malang cuma butuh sejaman saja :D
HapusAh. Kayaknya segar kali minumannya itu ya, Bang.. Hahah.. Salah nih bukanya jam segini :P
BalasHapusYuhu, memang segar sekali, mbak Beb. hhaha, pengobat dahaga, muahaha :P
HapusObat rindu? :P
HapusIyah, obat rindu, rindu kamu, iyah kamuu. love you *ala Dodit Suci Empat. hhaha. gokil dia. eh, malah ngomongin Comic :D
HapusKomik apa sekalian kode en curhat nih? :P
HapusBerbohong pun sudah pasti tahu yang sebenarnya *LAH
HapusAku ngga tauuu.. :P
HapusMasak?, ah, paling nggak tahu harus ngomong apa, yah?, sampai speechless tuh, nuahaha.
HapusEmang beneran ngga tau kok :D Kesiaaan deh. :P
HapusHahaha, kasian banget deh, saya :P *melet ke diri sendiri
HapusNgahahah.. :D
HapusKetawanya penuh ledekan. haha.
Hapusdi gresik juga lagi musim penjual takjil dadakan.
BalasHapustapi puasa kali ini saya lebih memilih membuat takjil dan menu berbuka sendiri.
Lagi menjamur yah, Mbak, banyak sekali yang menyediakan takjil :)
HapusWah, enak tuh, rasa bisa nyesuaikan dengan lidah. mau doooong *ngarep :D
rame banget ya pasar takjilnya,,,,duh bikin ngiler tuh itunya,,,hihihi,,,tahan,,masih puasa :)
BalasHapusIyah, Mbak Dwi, rameee. itu saya dapang beli pas masih agak sepi, soalnya datang lebih awal (nyolong start), hhaha. tahaaan, tahaan, hhaha :D
HapusWow... enak nih nggak usha masak kalau yg jualan banyak begitu ya :)
BalasHapusSangat membantu bagi anak-anak kosan, Mbak El. lebih praktis, tinggal beli. hhe.
Hapusiya bener, kalau bulan puasa gini banyak penjual takjil dadakan, dan hebatnya.. selaaalu rame, selalu bnyaaak yang antri dibeberapa pedagang yg aku liat :D berkah ramadhan ya ^^
BalasHapusiya bener, kalau bulan puasa gini banyak penjual takjil dadakan, dan hebatnya.. selaaalu rame, selalu bnyaaak yang antri dibeberapa pedagang yg aku liat :D berkah ramadhan ya ^^
BalasHapusYang pembeli butuhkan disediakan, sering dicari kalau pas Puasa gini, hhehe. benar, Mbak Ran, Ramadhan penuh berkah :)
Hapustakjil yang berarti menyegerakan,,
BalasHapuspantes,, baru asar makanan udah siap,, biar segera dihajar :)
Yap, mas nyebut arti sebenarnya. saya rencanya mau nyelipkan itu dalam postingan ini. tapi akhirnya saya pilah saja dan sekarang sudah dipublikasikan :D
HapusHajaaar, nunggu Adzan tapi :D
sepertinya sudah ga merhatiin ketertiban lg ya jualan nya :-)
BalasHapusKarena yang jualan rame, agak menghambat lalu lintas, Mas. apalagi kalau pembelinya berdumel, banyak. tapi saya rasa masyarakat mengerti situasinya :)
Hapushaha. bulan puasa emang membawa rejeki tersendiri. jadi banyak yang jualan takjil atau menu berbuka puasa di pinggir jalan
BalasHapusRamadhan bulan penuh berkah, jadi peluang tahunan bagi yang memanfaatkannya. hhehe. seru juga kalau buka di tempat, buber gitu yah :D
HapusAlhamdulillah, bertemu ramdhan kembali mmang nikmat yang besar!
BalasHapusdi tempat ishmah mah jauh dari penjual takjil.. soalnya rumah ishmah masuk ke gang-gang (?)
Bersyukur kita masih dipertemukan di bulan suci ini yah, Mbak :).
HapusOh gitu, tapi kalau di rumah, Mbak kan bisa meracik sendri, tinggal sesuaikan selera. menikmatinya lebih kerasa sedap :D
mmm... mau ngaku... belum pernah ke malaaaaaang !! kasian amat ya hahaha
BalasHapusAyuk, main-main ke sini, Mas. mumpung bulan Puasa, bisa buka bersama. hohoho :D
Hapus