Dalam postingan sebelumnya saya membahas
mengenai Penjual Takjil dan beberapa tempat yang biasanya ramai dikunjungi
pembeli saat menjelang buka puasa, khususnya di dekat kosan saya sendiri. Untuk
kali ini masih berbicara takjil, tapi akan lebih membahas mengenai takjil dalam artian sebenarnya.
Iyah, awalnya ingin saya bahas kemarin
juga, tapi setelah dipertimbangkan, nggak jadi. Takutnya kepanjangan, pun agar pokok
bahasannya lebih terfokus dan tidak timpang tindih. Tahu sendiri kalau saya
cerita bisa ngelantur ke mana-mana; naik turun bukit, mendaki
gunung, lewati lembah. *digendong
Ninja Hatori. Tuuh, muali! :P.
Di masyarakat kita, Takjil diartikan sebagai hidangan
yang biasanya disantap saat berbuka puasa. Digunakan untuk menyebut
makanan atau minuman, seperti yang pernah saya sebutkan di sini.
Padahal keliru, malah makna sebenarnya berupa kata kerja, bukanlah kata benda.
Sepertinya sudah salah kapra dalam menggunakan kata Takjil. Atau mungkin sudah
mengalami pergeseran dari makna yang sebenarnya. Selengkapnya bisa dibaca di
bawah ini:
Penulisan:
Takjil berasal dari bahasa Arab. Untuk
penulisannya lebih tepat menggunakan tanda koma atas (‘), sehingga menjadi Ta’jil. Berubah penulisan menjadi Takjil,
mungkin ini dibakukan dalam bahasa Indonesia kali, yah?.
Arti
sebenarnya:
Ta’jil berarti: Menyegerakan atau Mempercepat
(dalam hal ini berbuka puasa). Diambil dari hadist Nabi Muhammad SAW yang
menyuruh untuk berbuka puasa dengan bersegera,
ketika telah sampai waktunya dan tidak menunda-menunda lagi.
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam Islam dianjurkan mengkonsumsi makanan
yang ringan terlebih dahulu, sebelum menyantp makanan besar. Seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW adalah Kurma.
Arti
di KBBI Onile:
Setelah saya cek, hasil menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online berarti: Mempercepat (dalam berbuka puasa).
Arti
di Kamus Bahasa Indonesia:
Saya memiliki kamus Bahasa Indonesia
yang selalu digunakan untuk memastikaan penggunaan kata, ejaan, dan penulisan
sebuah kata. Supaya dapat dipercaya, ini foto fisiknya:
*)
Penyusun Dessy Anwar (Karya Abditama)
Hasil yang didapat menurut kamus
tersebut pun sama persis, dengan arti yang terkandung dalam KBBI Online, yang berarti
Mempercepat (dalam berbuka puasa). Perhatikan
foto di bawah ini:
*)
Yang saya warnai
Seperti itu yang saya temukan, tidak
lantas ingin menyalahkan pemakaian katanya. Selama dipahami bersama dan lagi pula
sudah familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Baik dari penulisan dan pengucapan
langsung, maupu penggunaan diberbagai media nasional. Sayapun kemarin (masih)
menggunakan kata Takjil, bukan Ta’jil. Karena ingin menyelaraskan apa yang
sudah berkembang luas di masyarakat. Yah, tapi bukan berarti tidak harus tahu
yang sebenarnya, kan?.
Oleh karena itu, apa yang saya urai di
atas hanya untuk menginformasikan saja. Barangkali ada yang belum ‘menyadari’ makna
asal atau yang sebenarnya. Jadi tulisan ini hanya
untuk memaparkan makna takjil yang sebenarnya, tidak untuk diperdebatkan. Ambil positifnya
saja, toh Takjil yang dikenal juga sebagai penyegera untuk membatalkan puasa
kita (iyaa, saat Adzan Magrib!, hhee).
Seperti apa yang sudah kita ketahui, bahwa
Bahasa Indonesia selalu mengalami perkembangan. Saya ibaratkan seperti sebuah pohon
mangga (aiih, diiyakan saja yak); ia akan tumbuh menghasilkan ranting,
dedaunan, buah dan bahkan akarnya akan semakin panjang. Bahasa pun juga, seperti
pepohonan yang terus hidup: menghasilkan kata dan makna baru. Entah yang berasar
dari penciptaan masyarakatnya, atau melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
***
Oh iyah, sebelum tulisan ini rampung
dan diposting, saya sempat mendapatkankan komentar di postingan sebelumnya,
yaikni dari Mas Toto Dwiarso. Di sana dia menyebut makna yang sebenarnya,
hanya saja tidak mempermasalahkan kata “Takjil” yang saya gunakan –jika mangcu pada arti sebenarnya. Mungkin
dia sudah memaklumi sebutan dari sesuatu yang sudah jamak di kalangan
masyarakat kita.
Rujukan: berbagai sumber.
Richo A. Nogroho
Malang, 03 Juli 2014
Kamis, 03 Juli 2014
/
/
Label :
Review
Duh.. Keliatan kalo ilmu ku dikiiiit banget :(
BalasHapusHeiiiii.. mbak Beb, jangan ngomong gitu, ah. gak seruuuu.
HapusYa orang emang bener kok.. Hihihi.. :P
HapusIya memang orang, woahaha :P
HapusHalah -_-
HapusHalah, apa hahal?, tetang, takjilnya halal. wahahaha *mulai ngaco
HapusNgomong apa sih, Bang? -_-
HapusIyah itu, saya juga gak muddeng, Mbak Beb :D :D
HapusNah kalau masyarakat kita takjil itu penunda makan berat yaitu makan takjil banyak. Wkwkkw nggak masuk ya maknanya. Padahal penyegera batal supaya cepat sholat maghrib malah kerap ketinggalan jamaah masjid
BalasHapusHhahaha, mbak Nunu bisa saja, ihihii. kalau dimanjakan di awal-awal jadi kekenyangan, Mbak. mending setelah sholat, tuntaskan perjuangan, hhaha :D
HapusBartu tahu takjil artinya seperti itu :D
BalasHapusEh tapi saya gak ikutan puasa ding, cuma kalo buka puasa tiba suka ikutan makan takjil, hahahaha :)))
Hhehe, kalau baca artinya beda jauh sama yang disebut di Masyarakat, hihi. waaah, nggak mau ketinggalan.. yummi :D.
HapusTakjil.. asli baru tau saya artinya.. :D
BalasHapusHhehehe, sekarang sudah tahu, yehehe, selamat :)
Hapussetahuku ta'jil memang dari bahasa arab, artinya benar menyegerakan, tapi dalam konteks lain ta'jil itu bermakna makanan yang dapat segera dikonsumsi saat buka. Entahlah apakah ini sebuah kesalahan ataukah pengembangan makna kata. Aku kurang cerdas masalah kosa kata kebahasaan. Tapi pembahasan ini menarik juga, agar kita nggak asal sebut aja.. Keep writing! Salam Mystupidtheory!
BalasHapusIyah, Mas Huda, pada intinya tergantung penggunaannya, dan sebagian besar dari masyarakat kita sudah mengenalnya seperti itu, Mas. pengaruh media dan orang terdahulu yang mengumpamakan (menyamakan) takjil sebagai makanan, memang tidak ada yang salah, sejauh sama-sama dimengerti maksudnya. yap, jadinya juga perlu tahu makna sebenarnya, alangkah baiknya seperti itu. sip, semangat :)
Hapusnek dalam bahasa jawa tajkil .. tak jilat .. lumayan gan buat pembuak puasa :)
BalasHapusOwah, haha. iyah seger sekali di makan saat buka, hihi.
Hapusternyata bukan hanya si akang yang sependapat dengan cara penulisan ta'jil,,_
BalasHapuswalau pun saya ga terlalu mudeng tapi dari buku yang pernah saya baca emang ta'jil karena menggunakan huruf 'ain bukan kaf
#maaf kalo salah :)
Oh iyah benar, Kang, yang saya baca juga menjelaskan seperti itu. penggunaan petik yang mengandung huruf baca Ain. tapi mungkin diadopsi menjadi bahasa Indonesia menjadi jadi Takjil, pakai huruf K :).
HapusJadi tahu arti sebenarnya nih, thanks ya :)
BalasHapusIyaa, sama-sama, Mbak El :)
Hapussaya baru takjil itu adalah sajian untuk berbuka puasa mas richo, kalau kami biasanya dikampung namanya bancitan puasa yang artinya makanan dan minuman pembuka puasa :D
BalasHapusOh begitu, Mas. Bancitan?, ah, nambah kosakata baru nih, saya. hhehe. sebutannya baru saya dengar soalnya :D
HapusWaduh ternyata kita semua sudah salah kaprah. Saya baru tau ternyata takjil itu artinya itu toh.
BalasHapusIyah, Mas, melenceng dari makna sesungguhnya. tapi dipahami bersama, nggak masalah, yah :)
Hapusbaru ngeh arti takjil sebenernya nih.. Kira2 siapa yang mula2 bikin jadi salah arti gitu ya sob.
BalasHapusWah iyah, Mas, kalau itu kurang ngerti, media ramai menyebut Takjil, dan entah awal mulanya dari siapa, kurang ngerti.
Hapusaku baru tahu arti takjil,,wah postingan ringan yg bermanfaat nih,,makasih ya mas,,,
BalasHapusOh begitu yah, Mbak. hehe, sama-sama yah, Mbak Dwi. makasih sudah berkenan membacanya :)
Hapusoh itu toh arti sebenarnya. kirian takjil itu makanan ringan pas buka puasa. gara-gara iklan sones nih. haha
BalasHapusHaha, ingat berbuka, ingat sones, huhhaha. gak ngiklan :D
HapusTa'jil bukan artinya delay yah?hmmm.lagi baca2 lagi soalnya orang mesir taunya ta'jil= delay
BalasHapus