Dalam peraturan
tertulis memang sudah jelas. Bahwasanya pembayaran sewa kos harus tepat tanggal
jatuh tempo, atau sekurang-kurangnya tiga hari setelah tanggal jatuh tempo. Begitu
juga dengan informasi tanggal jatuh tempo untuk masing-masing kamar yang terpampang
di dekatnya. Kedua peritingatan tersebut, semakin memaknai akan keharusan
melunasi tepat waktu.
“Postingan ini kelanjutan dari cerita sebelumnya.
Barangkali ada yang belum baca?, banyaaaaaak. Yah, bagi yang belum baca, bisa
intip di Lebih baik bayar kos di akhir bulan #1. Biar
terhindar dari lompatan cerita dan semakin nyambung ceritanya. Hhaha, kasarannya
biar dibaca :D. * ah, lupakan!.”
Saya berusaha
melakukan pembayaran sesuai tanggal jatuh tempo. Tapi kok saya perhatikan penerapannya
tidak sesuai dengan isi peraturannya yah?. Terbukti dari kesaksian salah satu
teman kosan saya. Yang mana dia membayar uang kosnya melebihi batas akhir dan
tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tetap saja, tidak ada pengusiran ataupun
tegoran keras.
Bisa disimpulkan,
itu hanya sebagai formalitas saja. Iyah, awal kemunculannya memang mengagetkan
kami semua. Tapi seiring berjalannya waktu, semua yang tertulis tidak
benar-benar serius ditegakkan. Akhirnya ketika tahun kemarin mudik lebaran, saya
tuk pertama kalinya melakukan pembayaran melebihi batas toleransi. Eng, bukan
melebihi lagi yah, tapi sudah keterlaluan ini mah, hhaha.
*) Bisa dilihat dari Rekapan pengeluaran saya,
pada bulan Agustus nol rupiah.
Selama bulan
Juli sebenarnya juga banyak di rumah. Karena pada bulan itu mata kuliah yang
saya ingin tempuh tidak ada yang nongol. Jadi terpaksa ngabiskan waktu di rumah
sambil nunggu jadwal berikutnya. Hanya saja di akhir bulan Juli atau awal-awal puasa,
saya sempat ke Malang selama empat hari. Iyah, ada janji untuk buka bersama dengan
anak-anak Matras. Selain itu, kesempatan beli kebutuhan lebaran, alah *OOT *sering yak.
Jadi, selama
sebulan penuh berada di rumah, saya tidak pernah sekalipun basa-basi untuk
menunda pembayaran. Tetap khawatir sih, apalagi kalau tiba-tiba barang saya
dipindahkan ke ruangan depan, dan kamar sudah diserahkan ke penghuni lain. Meski
dalam hati sebenarnya agak was-was. Ah tapi, nekat sajalah. Soalnya kalau mengaca pada kasus teman saya
tadi, jadinya agak tenang. Hhehe.
Sekembalinya
saya ke kosan, tanggal 19 September 2013. Puji syukur, barang-barang saya tetap
berada di kamar. Semua utuh, alhamdulillah. Cuman, ada beberapa yang berpindah
posisi. Sehubungan dengan pemasangan sekring mini di setiap kamarnya. Hua, listrinya
dijatah braii, per kamar pula. Okelah, seenggaknya saya tetap resmi sebagai pemiliki
kamar nomer 14, yuhuuu. Padahal setelah itu jadi kepikiran pembatasan listrik. Huhaha.
*gigit kabel
Kemudian,
selarang beberapa waktu dari kedatangan saya di kosan. Saya baru ngeh loh, bagi yang melakukan pembayaran
melenceng dari waktu yang ditetapkan, itu ternyata uang kosnya ditalangi atau
sementara dibayari oleh Pak Mukhlis. Pantas saja, pada saat saya bayar ke
beliau dengan mengatakan “Maaf, Pak. Saya bayarnya telat, baru pulang
mudik.”, jawab beliau apa coba? “Oh iyaah, nggak apa-apaaa, santai saja!”.
Yah
tuhan, jadi kesan adanya pembiaran dan tidak diterapkannya peraturan itu, bukan
lantaran tidak berlaku. Ternyata beliaulah di balik semua ini. Padahal menurut
teman saya, kalau pihak pemilik tetap kekeh kalau sewa setiap kamarnya harus dibayar
tepat waktu. Jadi, langkah yang diambil Pak Mukhlis semua untuk menghindari
tuntutan kepada penghuni kos. Sehingga, uang kosan sementara waktu dibayarkan
dulu oleh beliau. *matur nuwun sanget
Well, saya belum pernah menyinggung tentang beliau yah.
Jadi Pak Mukhlis juga mendapat mandat untuk mengurus kosan ini. Beliau bersama
istrinya sekaligus memiliki usaha laundry
yang tempatnya menjadi satu dengan kosan, yaitu berada di bagian paling depan,
dekat dengan gerbang. Orangnya tegas, tapi tetap ramah. Paling ngemong kepada kami semua. Sering negor dan
menasehati apabila kami melakukan kesalahan. Pokoknya sudah seperti bapak kos (tiri)
di sini. Ah, baru kali ini ada bapak kosan tiri :D.
Namun,
ada kejanggalan yang saya temui. Terdapat pada kertas kwitansi, yang dijadikan
sebagai bukti pembayaran kosan setiap bulannya. Itulah mengapa saya berpendapat
“Lebih baik bayar kos di akhir bulan”.
Dan, kejanggalan ini tak pernah saya temui sebelumnya -selama pengurus dipegang mas Zaki. Jika ada yang jeli, ini justeru
menjadi peluang untuk mengambil keuntungan.
*) Beberapa bukti kwitansi pembayaran saya.
Selain itu, ada yang saya
tempel di styrofoam.
Nah, justeru
yang menarik dari kwitansi bukti pembayaran yang dibuat oleh Pak Dhe. Kertas kwitansi
yang digunakan tidak ada yang aneh. Informasi tertulis juga standar. Terdapat nama,
jumlah uang kos yang dibayar, keperluan dan tanggal pembayarannya. Tapi, jika
diperhatikan di balik kwitansinya juga tertulis masa berlakunya. Perhatikan kwitansi
saya berikut ini:
*) Saya bayar ke Pak Mukhlis, tapi
kemudian yang menyerahkan kwitansinya Pak Dhe.
Dilihat dari tulisan belakangnya
(pembeda mencolok dari huruf empatnya),
itu buatan beliau sendiri dan entah kenapa
kok malah menambahkan itu yah.
Lihat, apa
yang janggal dari kwitansi di atas?. Eem, bagi yang langsung baca cerita ini tanpa
membaca yang sebelumnya, dijamin pasti bungung, hehe. Jadi saya ulang, kalau
tanggal jatuh tempo untuk kamar kos saya, ialah setiap tanggal 02. Kenapa
di balik kwitansinya ditambahi masa berlaku yang itu tidak sesuai dengan
tanggal jatuh tempo yah?. Malah berakhirnya sesuai tanggal saya membayar. Hhehe.
Semestinya
jikalau ingin menambahkan keterangan masa berlakunya, tentu tetap dihitung mulai dari 02 Februari 2014
sampai dengan 02 Maret 2014. Atau dalam perhitungan Akuntansi mundur sehari
dari tanggal pertama boking. Lah, di sana tidak, malahan Pak Dhe seolah memberi
bonus beberapa hari, dari ketetapan yang semestinya.
Kejadian
berikutnyapun ternyata sama. Ketika saya kembali ke Malang pada tanggal 08 April 2014 (sudah lewat jatuh tempo dan toleransi yah, hhehe), saya sengaja
tidak langsung bayar uang kos. Tapi malah semakin mengulur waktu pembayaran ke
tanggal 10nya. Alasan lain, juga malas turun ke bawah. Ke luar kamar cuma pas beli
makan saja:D. Ini dia bukti pembayarannya:
*) Selama Maret, saya mudik. Jadi bayarnya
dua bulan sekaligus
untuk bulan Maret (bebas biaya listrik) dan April, yang masih dijalani sekarang.
Perhatikan
lagi yah. Di balik kwitansi juga sama tertulis masa berlakunya loh. Lagi-lagi
kecerobohan dilakukan oleh Pak Dhe. Entah disadari atau tidak, beliau kembali
menuliskan masa berlaku sama dengan
tanggal pembayarannya. Mengakibatkan jatah untuk bulan depan saya, bukan
sampai tanggal 02 Mei, melainkan tanggal 10 Mei 2014. Hua, makin untung saya,
kan?, hhehe. Bukankah, itu menjadi keuntungan bagi saya?. Ini akan menjadi
celah semisal saya ingin berlaku curang.
Bagaimana
mengambil keuntungannya?
Di saat saya
ingin mengakhiri tinggal di kosan sini. Satu bulan sebelumnya, saya akan mengundur
lebih lama lagi waktu pembayarannya. Misal, bayar di akhir bulan sekitar
tanggal 28. Sehingga, pada bulan berikutnya jatah saya tinggal di kosan bukan
sampai tanggal 02, melainkan mengacu pada bukti kwitansi, ialah tanggal 28. Tinggal
dihitung saja berapa hari keuntungan saya berada di sana. Semakin telat
bayarnya, semakin lama berada di kosan.
Ok,
apakah menunda pembayaran akan mendapat kendala?
Pasti. Tapi
ingat, batas pembayaran di sini nyatanya
masih bisa dilampaui, kan?. Tinggal selanjutnya bagaimana memberikan alasan
yang masuk akal, dan mengutarakannya dengan diiringi penyampaian yang sedikit
memelas. Biar pihak pengurus jadi ibah dan mendapatkan keringanan. Hhaha. *akal licik semakin liar.
Awalnya saya
gak merhatikan, lebih tepatnya gak menyadari kalau ada kejanggalan. Soalnya selama
saya menerima bukti pembayaran, tidak pernah mendapatkan yang seperti ini. Dari
pengurus yang masih dipegang mas Zaki, pun dengan kwitansi pembayaran yang
dibuat oleh Pak Mukhlis. Semua tidak ada kejanggalan.
*) Seperti ini, tidak ada keterangan sama
sekali
Tapi entah
yah, Pak Dhe kok malah berinisiatif menuliskan masa berlaku yang justeru bisa dimanfaatkan
untuk berbuat curang. Saya kurang tahu teman-teman kos yang lain menyadari hal
ini, atau tidak, atau mungkin cuek bebek.
Tapi yang jelas, saya tentu tidak akan memanfaatkan kesempatan itu. Tidak akan.
Mungkin suatu hari nanti, saya akan memberi tahu beliau untuk memperbaiki atau
sekalian menyarankan agar tidak perlu lagi mencantumkan keterangan seperti itu.
Yah, begitulah
celah di balik kwitansi pembayaan kosan saya. Memang sepele kasusnya, tapi itu bisa
saja disalah gunakan. At least, ambil
sisi positifnya saja yah. Kecurangannya jangan, toh hanya contoh saja. Mungkin ada
yang bekerja di bagian proses pencatatan seperti di atas, atau semua yang
berujung pada penagihan. Untuk lebih berhati-hati agar terhindar dari kecerobohan
kecil yang semestinya tidak perlu terjadi.
Richo A. Nogroho
Malang, 15 April 2014
Selasa, 15 April 2014
/
/
Label :
Kos
Baik sekali Pakde itu, Bang.. :)
BalasHapusMungkin niatnya pengen ngebantu anak kos ya, karena ada peraturan dari pemilik kos yang memberatkan anak-anak kos. Tapi ya namanya nyari ilmu, masa sih ngga ditolong? Heheh.. Ya walaupun jadinya bisa menimbulkan kecurangan..
Mending langsung dikasihtau aja Bang, takutnya si pemilik tau trus Pakde jadi bermasalah.. Kan kasian, beliau niat ngebantu malah kena masalah..
Kalau yang mbak maksud itu Pak Mukhlis yah. yang menalangi sementara uang kosan anak-anak. sepertinya begitu, mbak Beb. beliau gak tegaan meski pembaannya tegas. karena sering juga cerita waktu dia merantau di beberapa daerah. jadi dulunya pernah ngerasakan jadi anak perantauan juga, mangkanya empatinya tinggi, ehehe. sedangkan Pak Dhe yang bertindak agak ceroboh memang keterangan itu, hihi.
HapusEng, iyah juga yah. kalau keduluan Pak Bambang tahu bisa kena semprto beliau. tapi beliau jarang sekali main di kosan. kalau ada komplain untuk perbaikan kos yang biasanya hadir, mbak.
Ya ampun.. Kebiasaan iiih suka ngga teliti bacanya.. Jadi tengsin. Hihihi :p
HapusIya Bang, maksud aku ya Pak Mukhlis ituh.. Ternyata beda sama Pakdhe, lain orang. Preeet.
Hahah.. Mungkin karena rumahnya ngga di situ kali ya, jadi males ngunjungin. Biasanya kalo ibu-ibu malah lebih rewel
Ahahaha, gak fokus baca tulisan semeraut saya yah, mbak Beb, nyehehehe.
HapusHaha, iyah beda. tapi sama-sama penanggungjawab kosan 114. cuma peran melakukan sesuatunya lebih menjadi tugas Pak Dhe. haha:P
Iyah, entah di mana rumahnya, saya nggak tahu, hhaha. eh tapi, beliau main ke kosan tadi, mbak. ngobrol sama Pak Dhe dan Pak Mukhlis. aaah, ini pasti gegara mbak Beby, *kok nyalahkan :D :P. lah, kalau ibu kos, malah belum pernah berjumpa, sampai setahun lebih di sini, sekalipun gak pernah :D.
Heheh.. Ngga kok Bang, emang lagi ngga konsen aja. :D
HapusSerius? Wkwkwk.. Tuh kaaan, diomongin di blog jadi dateng deh..
Kalo anaknya Bu Kos ada ngga? Sapa tau cakep, Bang :p
Hhaha, nggak, nggak salah lagi :D. banyak mikirin saya yah?, gak usah terlalu, mbak. saya baik-baik saja kok di sini. hanya masalah uang kos bisa diatasi *GR tinggat Kuro :D
HapusSeriusss, huaha, semoga saja gak baca ini, ehehe. tapi nggak ah, gak mungkin :D.
Ada, ada, biasanya kalau ke sini main bola di lantai bawah. kalau ketemu saya, pasti dia ngajak main bola, oper-operan, hhaha. cakep dong, la cowok soalnya, hhaha. tapi masih kecil :P
Bang Richo ke mana? Uda lama ngga ngeposting niiiihhh.. :(
HapusHalloo, mbak Beby, hai, hai. iyah kemarin mudik, mbak. selama di rumah hanya beberapa jam di awal kedatangan yang online, setelah itu tidak lagi. ini sekarang sudah di kos, tadi pagi sampai di Malang. alhamdulillah lancar :)
HapusAlhamdulillah ^^
HapusTerima kasih, mbak :)
Hapushihihi lucu ya. bener tuh bisa dimanfaatin. tp janganlah.
BalasHapussaya jaman nge kos dulu jg kadang2 telat. tapi yg bikin kuitansi tanggal berlakunya ya tetep. gak jd mundur gitu
hahaha, kelewatan ngasik keterangannya. hehe, saya nggak akan melakukannya, mbak. nah itu dia, beliau masang masa berlakunya jadi sesuai tanggal bayar, hihi.
HapusHuahahaha... enggak jeli pakdenya... awalnya terkesan merugikan eh malah menguntungkan ya mas
BalasHapusHhehe, iyah mbak Nunu. bermaksud detail mungkin, pakai acara pasang keterangan begituan, tapi malah ngasik celah :D
HapusLebih baik begitu yah Richo bayarlah kos lebih awal agar
BalasHapusTerbebas dari muka cemberut hahhah keren artikelnya Sob :)
Lebih cepat lebih baik, mas. ehehe. tapi sekalipun telat, masih diberi kelonggaran. asalkan kita memberi alasan di balik keterlambatan, insyaAllah masih dimaafkan :D. terima kasih, mas kunjungannya ;)
Hapuswah kos annya besar juga ya mas
BalasHapussampe banyak gitu kamar2 nya :)
oh ya mas..tampilan atau temple mobilenya pje yg standart aja
soale agak berat kalo dibukanya via hp..
mav ya
Berlantai tiga, mas. tapi paling atas hanya diperuntukkan untuk jemuran pakaian. balkon luas tanpa genteng. hanya sepersekian yang ada atapnya di bagian tengah-tengah. arah dari tangga lantai dua. dikhususkan untuk kos-kosan, mas. jadi kayak penginapan yang hanya da kamar-kamar :D.
HapusOh begitu kah, mas?, saya sudah gak makai template asli, yang padahal responsive, tapi berhubung berat, saya aktifkan tampilan mobile untuk akses dari perangkat hp. milih yang tampilan dinamis, mas. soalnya lebih simple, kalau yang standar gak begitu sip wa, hihihi. mungkin awal membuka yang ada loadingnya itu, mas. jadi kesannya lama, gambarnya juga seolah ngeloading dulu. *ngeyel, hihihi. tapi makasih untuk masukannya, mas ;)
dimaafkan Mas Budi...
HapusMas Budi, siapa yah, Om?
HapusTuh kan..
BalasHapusPembahasan kwitansi pembayaran kosan saja bisa sepanjang ini.
Sek, sebentar, saya baca dulu ya.. semoga bisa memahami.. :)
Walah...
HapusTernyata membahas kekurangan sistem pembayaran kok toh..
Oke, saya titip salam saja sama Pak Mukhlis.. Hahaha
Wuaahaha, khilaf, mas :D.
HapusLah, ini sudah tak pilah jadi dua bagian. sudah kayak sinetron bersambung saja. kalaupun ditayangkan limat menit berselang sudah ditegor KPI. *EH. hhaha.
Hhaha, biasanya, mas. curhat, bahaha. iyah, ada celahnya :D.
Oh iyah, iyah, insyaAllah kalau tidak lupa, saya sampaikan, hhaha.
Eh mas, saya datang lagi..
HapusIngin menanyakan, apa salam saya sudah disampaikan? Hehehe
Hhaha, selamat datang kembali, mas :D
HapusWaa, iyah, gak kesampaian, mas. hihihi. maaf.
nggak papaa, santai sajaaa.
BalasHapusitu ungkapan yang datar dan biasa sebenarnya.
tapi buat kita yang mendengar, rasanya jadi maknyess, dan jadi ayem di hati.
hehe
Lagi, uangkapan mana yang dimaksud Om?, hihihi. saya gak nyambung sendiri jadinya, hhehe. apa mungkin judul postingan ini, tah?, atau yang ..?, tiba-tiba saya jadi lola gini, hhehe.
Hapussamaaaaa,,,aku juga pas kuliah dulu bayar kosnya pake kwitansi,,,biar nggak hilang biasanya aku tempel di sterofom yg nempel di dinding ala anak kuliah,,biar semua pada tau kalo aku udah bayar kos,,hahahahaha
BalasHapusYiha, tos dulu, mbak. Tosss. hehe. saya juga yang baru langsung nempel di sana, mbak. huahaha, dipamerin yak. atau ngingatkan yang lain biar keingat belum bayar. bahahaha.
Hapusperaturan di buat untuk di langgar, wkwkwwkwk
BalasHapuskalo bayar kos perbulanya gede gak masalah tu om :v
mayan kan bisa hemat.
kalo ane sekarang lagi kontrak, nyewa 1 rumah diisi 10 orang.
Haha, kerap kali diartikan gitu :D
HapusBayar kos gede/bulan gak masalah dan bisa menghemat?, hah?, maksudnya kalau biaya kosnya tidak gede yah, mas? :D.
Enak tuh, kalau ditung jatohnya lebih murah. patungan rame-rame. saya pernah juga, mas. tahun kedua kuliah, selama setahun ngontrak bersama lima teman kelas. ehehe.
ada kuitansinya juga ya, pengelola kost profesional :D
BalasHapusAda, mas, hhehe. enak, sebagai bukti terjadinya pembayaran. buat pengelola dan anak kos sendiri jadi punya bukti :D
HapusDemikian heroiknya hidup di kos-kosan sampai harus manage keuangan. Oya sy sdh follow this blog... Salam blogger newbie...
BalasHapusHhaha, belajar membukukan setiap pengeluaran, nanti barangkali lebih luas ruang lingkupnya, haha. wah, makasih yah, mas. salam juga, saya yang newbie :D
HapusJadi, bayar kos di akhir bulan ya cho,bhahhaha...
BalasHapusLihat dari keuntungan enakan gitu, mbak. hhaha. tapi saya tetap ngusahakan bayar tepat waktu, sesuaikan dengan kiriman juga. jhahaha.
Hapuswkwkwk, ada kesempatan dong jadinya :p
BalasHapusitu berarti pakde-nya yg kurang 'ngeh' sama peraturan yg ditetapkan pengurus sebelumnya yah..
hhi, kasian juga sik tapinya --v
Hahaha, iyah ada celah buat berlaku curang, hhehe.
HapusSepertinya begitu, mbak. kesalahan kalau menerapkan keterangan itu, jadi rugi ke kosan itu sendiri. gak akan saya manfaatkan kok, mbak :D
Sebaiknya sih memang diberitahukan aja, supaya Pak Dhe menyadarinya dan kesempatan untuk berbuat curang itu tertutup sepenuhnya, hehe....
BalasHapussepakat nih :)
Hapus@Mas Adit: Iyah, mas, insyaAllah akan saya sampaikan ke beliau. hehe, anak-anak paling gak banyak atau mungkin gak ngeh, mas :D
Hapus@Mbak Ely: Hehehe, ok, mbak ;)
HapusNgekos ya. Wew inget waktu masih kuliah.. Yang penting hepi seng mbayar bpknya kan. Hehe
BalasHapusIyah, ngekos, hehe. wah, gitu, tosss deh :D. hehe, dinikmati yah, mas. selagi jadi tanggungan orang tua :D
Hapusmakin mundur bayarnya makin mundur jg masa berlakunya..hihi...seneng bgt tuh ya anak kos yg emang sengaja nakal :D
BalasHapusHhaha, iya adanya begitu, mbak. haha, kalau dimanfaatkan enak yang curang, ehehehe.
HapusJaman masih jadi anak kost dulu, memang sering yang namanya bayar uang kost dengan berbagai sebab. Kekhawatiran barang-barang ditaruh di luar kamar menjadi momok yang menakutkan! :)
BalasHapusPengalaman juga yah, mas. hihihi. biasanya yang paling umum dari kiriman, hhahaha. kalau itu sepertinya tidak sampai akan terjadi, mas. kemungkinan buruknya saja, tapi gak mungkin digitukan juga di sini :D
HapusIya sih, kalo ada yang niat jahat bisa aja dimanfaatin.
BalasHapusMungkin mas bro baiknya kasih tau si Pakdhe aja, hihihi :D
Hhehe, bisa, mas. nambah masa berlaku :D. iyah, suatu waktu akan saya beritahu beliau, mas. saya masih mudik, lagi :D
HapusBoleh juga tu berbuat kebaikan sedikit, dengan menanyakan langsung ke Pakdhenya, kenapa bisa begitu.
BalasHapusSiapa tau lupa atau bingung, Kalau memang sengaja berarti Pakdhenya niat membantu
Iyah mas, ingin tahu tanggapannya beliau. dan biar gak disalah gunakan juga. saya pastikan dulu apa yang melatarbelakangi itu :)
HapusHahahaha ... masih ada tuch kost yg di pake kwitansi macam gitu ???? Jadi inget jaman kuliah dulu
BalasHapusAhahaha, ada mas, ituuuu :D
HapusHaha, ngekos banyak cerita yah, menyenangkan berikut dengan suka dukanya :D
Dulu gw kost ngak begitu akrab ama penghuni, males kebanyakan ngobrol hehehe. Biasa nya pulang masuk kamar ridur. Kalo main paling ama temen kost yg di ujung gang alias bukan 1 rumah hehehe
HapusDulu gw kost ngak begitu akrab ama penghuni, males kebanyakan ngobrol hehehe. Biasa nya pulang masuk kamar ridur. Kalo main paling ama temen kost yg di ujung gang alias bukan 1 rumah hehehe
HapusWah gitu yah, mas. hhehe. apalagi kalau ngobrolnya gak jelas, dan hanya mutar-mutar. ada di kosan saya, mas, dia (maaf) agak sok orangnya. omongannya tinggi, nyatanya kalau kita ngerti yang diomongkan gak gitu-gitu amat :D
HapusAssalaamu'alaikum wr.wb, Richo...
BalasHapusKunjungan balas dan maaf baru mampir.
Ternyata susah jadi pemilik kos (rumah sewa) kerana selalu berehadapan dengan masalah sebegini. Apapun, yang pentingnya jujur kerana kita sudah diberi kemudahan untuk tinggal di sana.
Salam kenal dari Sarikei, Sarawak. :D
SITI FATIMAH AHMAD
Wa'alaikumsalam Wr. Wb, Bunda :)
HapusHehe, terima kasih atas kunjungannya, Bun.
Kalau tidak jeli bisa merugikan, Bun. namanya penghuni banyak cara untuk berulah dan mencari alasan, jadi harus pintar nyiasati, hihi. iyah, banyak yang membuatnya nyaman tinggal di sini :)
Salam kenal kembali dari Sumenep, dan sekarang lagi di Malang, Bun, hehe.
orang baik jangan di curangi Mas, kasihan. untungnya yang punya blog baik hati dan rajin menabung.
BalasHapussaya jadi inget dulu pas kost, yang punya kost juga baik banget lho sama saya. kalau belum punya uang untuk bayar juga dapet kelonggaran.
kalau dipikir, ternyata masih banyak kan orang-orang baik di sekitaran kita.
Oh iya, insyaAllah saya tidak akan curang, mas. huhahaha, mas ada-ada saja wa :D
HapusWuah begitu yah, mas. enak yah, mereka juga mengerti kebutuhan kita sebagai mahasiswa yang gak hanya menghabiskan uang untuk hidup di perantauan, juga untuk keperluan kuliah yang banyak memerlukan biaya. benar, mas, banyak sekali dan bersyukur untuk itu :)
Simak kembali Mas Richo, tentang bayar kost
BalasHapusJadi ke ingetan jaman kuliah dulu Mas mkasih sudah mengingatkan :)
Terima kasih, Om. makasih :)
HapusHehe, Om jadi bernostalgia yah, hihi. saya masih menjalani sampai sekarang :D
Bertahun-tahun jadi anak kos saya nggak pernah dikasih kuitansi, Mas. Yang ada tahun lalu kita bikin surat perjanjian bermaterai. Takut diusir sebelum waktunya :D
BalasHapusOh, gak pakai kwitansi tah, mbak?. huhaha, itu lebih paten, ada materai, jadi mengikat sekali :D
Hapusiya juga sich..tanggal yang ada bisa jadi celah untuk melakukan kecurangan..tapi kasihan pak Mukhlis-nya kan,,kalo hal itu dilakukan....bakalan kalang kabut dia menalangi pembayaran semua anak kost.....
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari makassar :-)
Hehe, tapi saya insyaAllah tidak akan mengambil celah itu, Om. tenang, hihihi. yang paling repot Pak Dhe, beliau jadi harus bertanggungjawab, hhehe. tapi mana tega dan berlaku curang :)
HapusSalam kembali dari Malang, Om :)
Aku belom pernah ngekos sih
BalasHapusjadi rada2 kurang ngerti
hahaha
Oh, masnya belum pernah?, wah, belum jadi perantauan yah. seru loh, mas. hihihi.
Hapusdulu saya pernah mengalami, padahal udah bayar eh dibilang belum dan efek gak ada kwitansi jadi lemah -,-
BalasHapusWuaduuu, kalau sudah gak ada tanda bukti pembayaran memang bisa berakibat seperti itu, mbak. gak ada bukti yang bisa ditunjukkan. kalau itu jadi celah (maaf-maaf saja) pemilik kos bisa saja berkelik belum dibayar.
Hapussaya dulu malah sering nunggak sob sampai 3 bulan hehehe, waktunya bayar jadi kewalahan, memang bagusnya akhir bulan di bayar :)
BalasHapusOh yaaah, wah, hhehe. hebat juga bisa menghindari selama itu, mas. hihihi. kalau bayar di akhir bulan pas kiriman gak ada, susah juga, mas :D
Hapusdalam hal kaya gini masih aja dicurangin. dasar orang indonesia -_-"
BalasHapusWua, ini hanya celah dan ada kemungkinan untuk dicurangi, mas. saya tidak mengatakan sudah dilakukan, hhehe. sayapun tidak akan mengambil keuntungan dari itu :)
HapusKalau sekarang pastinya Bayar Ngekos nya dah gak bermasalah
BalasHapusYah mas Richo..? ya udah kalau Maslah Kos nya dah kelar, saya
Tunggu nih artikel barunya yah Mas. semangat terus berkarya dan berbagi :)
Nggak ada, Om, alhamdulillah lancar. tidak pernah bersinggungan dengan pembayaran kos. hhehe, lama nggak update :D
Hapuswah sepertinya banyak banget ya tagihannya hehe apa ga repot tuh?
BalasHapusNggak menurutku, hhaha (pembelaan), repotnya kalau ditunda sekali saja, jadi pembukuannya menumpuk untuk dicatat.
HapusHallo apa kabar mas Richo? sehat sehat saja khan?
BalasHapuslama juga ya belum ada cerita baru :)
Hai, mbak El. kabar puji syukur sehat. bagaimana dengan, mbak?, semoga sehat juga.
Hapushhehe, iyah, sudah lama gak ngeblog, mbak. hihi.
Catatan pengeluarannya rapi banget :)
BalasHapusMakasih, mbak Indi, hehe tapi gak terlalu juga. masih berantakan :D
Hapushebat sekali perencaan keuangannya, memang ya semua pengeluaran itu sebaiknya dicatat agar kita tidak kebobolan sewaktu-waktu.
BalasHapusTerima kasih. dijadikan kebiasaan, nanti bisa direview sendiri. seru-seruan, jadi tahu seberaba besar pengeluaran di tiap hari, bulah, dan satu tahunnya :)
Hapuswah, kayaknya sih boleh dicoba.. tapi kok kayaknya pengeluarannya gedhe ya mas? :mrgreen:
BalasHapusHuaha, jangan dicoba, mas. karena resiko tidak bergaransi, ditanggung sendiri, haha. sudah saya sensor loh, mas :D
HapusHehe...pinter banget sih anak kos satu ini...bisa mencari celah.... tapi...sebaiknya dibayar tepat waktu aja...meski kita bisa 'curang' dan nggak ada yang tahu, tetep loh ada yang tahu: hati kecil kita sama Yang Di Atas.... Etapi, kalau kepepet memang nggak ada uang buat bayar kos berarti namanya rejeki ya... :)
BalasHapusMencolok soalnya, Mbak. hihihi. iyah, Mbak, sejauh ini saya tidak memanfaatkan untuk berlaku curang. yang saya takutkan ya itu, Tuhan yang pasti tahu, hhehe. lah, kok masih ada kekepetnya, Mbak. wahaha :D
Hapusmisal nya Pembayaran uang kos abang mulai dari 02 Februari 2014 sampai dengan 02 Maret 2014. abang membayar nya di tanggal 2 februari atau di tanggal 02 maret ?
BalasHapusHahah sedikit bermasalah. semangat bang
BalasHapus