Gak perlu digunting, tinggal buka tutupnya?

Cara praktis memang selalu jadi pilihan. Siapapun akan lebih suka menggunakan cara ini. Kalau bisa dilakukan dengan singkat, ngapain harus membuang waktu lama?. Benar, selain mempermudah dalam melakukannya. Cara tersebut juga lebih efisien lantaran memakan waktu yang lebih singkat. Tapi perlu diingat, tidak semua memerlukan cara itu untuk hal-hal yang tidak patut dan sepele.

Seperti yang baru saja saya lakukan. Satu kecerobohan yang mestinya gak perlu terjadi. Ok, saya yakin ini kedengarannya akan menjadi sebuah lelucon. Tapi sayang gak akan lucu, malah garing. Maksud hati ingin cara yang praktis, tapi yang saya lakukan sangat ceroboh. Parah!.

Begini..
Saya baru saja belanja kebutuhan rumah tangga kos. Diantaranya berupa parfum, tisyu, pasta gigi dan sikat gigi. Yah, itu saja yang tadi saya beli. Mengingat dirasa sudah saya butuhkan. Karena stok untuk beberapa barang tadi sudah tinggal sedikit.

Saya membeli keperluan tadi disalah satu mini market yang berlokasi di dekat perempatan Dieng. Tak jauh dari tempat kosan saya. Mungkin kalau menggunakan kendaraan seperti motor, akan memakan waktu sekitar tujuh menit pernajalan. Eng, kalau naik mobil tentunya akan lebih lama. Besar kemungkinan akan terjebak macet dulu, di perempatan lampu merah Dieng.

Karena gak seperti naik motor, yang bisa dengan lincah salip kanan-kiri. Dan tinggal belok tanpa harus menunggu lampu hijau menyala. Karena plang penandanya bertuliskan “Belok Kiri Jalan Terus”. Beda lagi kalau mobil, boro-boro bisa langsung belok. Belum mendekati titik lampu merah saja sudah kehalang kendaraan di depannya dan itu akan membuat susah untuk menyalipnya. Apalagi ruas jalannya tidak begitu lebar.

Sebenarnya tuh ada dua mini market yang letaknya berdempetan. Pasti pada tahu, mini market yang sukanya berdampingan ini kan?, haha. Lokasinya dekat kos, dekat kampus saya juga. Tapi karena di mini market pertama harganya lebih murah. Yang ngaku anak kos pasti jeli melihat hal ini. Oh iyah dong, karena prinsip ekomoni yang dipakai. Hihi *lah kok jadi asik bahas ini, ok abaikan..

Kembali lagi soal belanjaan. Selama membeli itu semua gak ada kejanggalan. Seperti orang belanja pada umumnya. Selesai membeli kebutuhan tadi, saya kembali menuju kosan. Gak berselang lama dari setibanya di kos. Kemudian saya mengeluarkan belanjaan tadi yang sebelumnya saya taruk dalam tas. Satu persatu mulai di keluarkan dari plastik belanja. Sekaligus dibuka dari bungkus yang melindungi setiap itemnya. Nah, di sini terjadi kesalahan yang cukup menggelikan bagi saya sendiri.

Pertama yang saya lakukan, ialah membuka wadah plastik dari sikat gigi merk *, dibantu dengan gunting warna hitam yang saya punya. Cukup mudah, tinggal memotong salah satu ujungnya, dan sikat gigipun berhasil di keluarkan. Ok, tidak ada masalah. Terus, apa yang jadi masalah?. Sebentar, lihat (gak bisa sih) bagian kedua.
 
*) bungkus pasta gigi
Setelah berhasil mengeluarkan sikat gigi tadi. Selanjutnya saya membuka wadah dari pasta giginya, yang bermerk *. Di mana pembungkus yang umumnya berupa kardus persegi panjang. Bisa dibayangkan? gak selera nyebut merk :D.

Saya tetap mengulangi cara yang pertama dengan menggunakan gunting. Krak-krak..KRAAAK.. (anggap bunyi gunting yak), ketika tiga kalinya ujung gunting mengapit pembungkusnya, saat itulah mulai ada kejanggalan. Terasa keras, gak seperti yang pertama. Sudah terus makin keras, iyah makin keras dan seperti ada yang mengganjal.

Entah yah, saat itu pikiran saya lagi ngelindur ke mana. Jelas-jelas sudah ngerasa ada yang mengganjal, tapi tetap saja lanjutkan memotongnya. Tanpa melihat bagian yang saya potong pula. Alhasil, tanpa disadari badan dari pasta giginya ikut tergunting. Asli, yang kena gunting bagian ujung bawah pasta giginya, tembus dan sampai berlobang.

*) akibat motong pakai gunting yang ceroboh

 *lihat sudah sobek, itu kebablasan :D

Ternyata, cara kedua tidaklah semulus cara pertama. Kalau kita kembali ke prosedurnya. Jelas cara itu sangat-sangat keliru. Sebenarnya bisa saja menggunakan gunting. Khusus merk ini. Dan saya yakin tanpa disebutkan kalian sudah bisa menebaknya. Jika diperlukan untuk mengambil kartu pengukur warna gigi. Tertera pengukur yang tingkatannya mulai dari level sepuluh, sampai level satu (paling putih). Di sana terdapat gambar gunting kecil, dengan maksud untuk mengambil tinggal menggunting bagian itunya saja.

*) di sebelah kanan ada tanda guntingnya

Meskipun saya tidak pernah mengfungsikan pengukur itu. Sekedar menunjukkan saja, he. Tetapi jelas berbeda, jika hendak mengeluarkan pasta gigin di dalamnya. Seharusnya sama sekali gak membutuhkan gunting. Kenapa pula saya menggunakan gunting?. Masak iyah, wadah kardus tadi harus dibuka menggunakan gunting. Padahal tinggal membuka penutup di salah satu ujungnya juga bisa kan. Iyah mestinya gitu, tapi nyatanya saya menggunakan gunting kok, hihihi.

Seenaknya main gunting saja dan tanpa memikirkan kemungkinan tadi. Seandainya saja yah, saya memotong ujung satunya, mungkin gak akan sobek. Karena otomatis yang akan terkena gunting penutupnya. Tentu akan kentara kalau melakukan kesalahan, haha masih saja membela diri :P

Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Setelah itu, jujur saja saya sempat bingung untuk menutupinya menggunakan apa yah?. Mau dilem tapi resiko sering terkena air akan mudah lepas, apalagi isi dari pasta giginya juga basah. Dengan pertimbanga tadi, maka saya biarkan saja.

Pada saat memakainya sekarang lebih gampang loh. Tanpa perlu membuka penutupnya lagi, tinggal pencet saja. Hhaha. Akhirnya nyerah. Area yang kegunting tadi difungsikan sebagai lobang keluaran dari isi pasta giginya. Ampun. *tepokjidat

Ngomong-ngomong berkat kejadian tadi. Saya dipermudah dalam mengeluarkan isi pasta giginya. Tinggal pencet, bukankah itu lebih peraktis?. Eh, kenapa lagi-lagi ada kata praktis yak, saya terusik dengarnya, hhaha..

Saya kapok mengeluarkan pasta gigi menggunakan gunting, cukup kali itu saja. Gak mau buru-buru main gunting segala. Sekarang akan lebih bijak menggunakan gunting, alah seperti apaan saja yah. Saya semakin memahami, bahwasanya cara praktis terkadang menyelip sebuah resiko tersendiri. Terlebih jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Justeru akan berdampak penyesalan, bahkan tak ayal bisa merugikan. Dalam kasus yang beragam dan lebih luas.
PERINGATAN: Jangan sekali-kali meniru adegan di atas. Tanpa adanya latihan dan ketrampilan khusus.
Hai, sudah baca yang ini?

Belum ada komentar. Tambahkan Komentar »

Posting Komentar