Anyway, sekarang tanggal 12 November 2013 yah?. Eng,
bukan apa-apa, dan tidak ada yang spesial bagi saya pribadi. Hanya ingin
membahas mengenai kos 114, Pis*ng Candi. Tidak disangka, saya sudah
setahun menempati kos-an tersebut. Curcol?, iyah seperti biasa :P.
Serius, gak terasa sekali waktu begitu cepat berlalu. Kedengarannya
begitu alay, emang selalu. Yah, tapi itulah yang saya rasa. Dan rupanya
semua itu sudah setahun yang lalu.
Sepertinya
baru beberapa bulan kemarin, saya boyongan dari kontrakan lama.
Mengangkut barang-barang yang cukup menghabiskan kardus banyak.
Membawanyapun harus dilakukan secara berangsur, dan lebih dari sehari
untuk mengangkut seluruhnya. Gak heran sebenarnya, mengingat
barang-barang saya agak banyak. Entah, dari sekian rasanya kok
berlebihan. Jika ditanya, butuh? Iyah jelas, tentu butuh :P.
Kalau
siapa saja yang pernah main ke kamar saya, gak akan kaget lagi.
Berserakan memenuhi setiap celah kamar, kecuali depan meja dan karena di
situ juga difungsikan sebagai tempat untuk sholat. Tetapi, dari
kerepotan mengangkut dari kontrakan sebelumnya. Saya bersyukur mendapat
uluran tangan dan tenaga
Yosef, jadi terasa tidak begitu berat. *Jasa-jasamu tak akan pernah terlupakan BL, hhaha.
Untuk
mengingat pertama kalinya di kos 114 ini, saya pernah mengisi status
facebook mengenai hal tersebut. Kalau saya kutip ulang berbunyi seperti:
“Akhirnya, untuk kali pertama menempati kost baru. Mendapati kamar
baru, teman baru dan lingkungan baru. Semoga bisa cepat beradaptasi
dengan segala sesuatu "yang bertemakan baru”.. #butuhwaktu”
***
Berbagai
kejadian yang pernah saya lalui di kos 114, semuanya menyisahkan kesan
yang membekas. Seperti halnya saat kami sebagian besar penghuni kos,
kerja bakti menguras tandon penampungan air di lantai tiga (
tandon,
red).
Atau, pada malam hari saat saya sedang berbicang dengan salah satu
penghuni kamar nomor 0*, sungguh itu benar-benar menguji kesabaran,
hhehe (
argumen,
red).
Selain
itu, terkadang ada situasi dari sekitar yang membuatnya semakin rumit,
dan sulit untuk dipahami. Sungguh teramat tidak suka akan kebohongan (
kebohongan,
red).
Yah, itu memang pernah saya alami. Di saat prilaku mulai bersinggungan
dengan sifat dasar saya. Alhasil, saya sampai (perlahan) menutup diri
atas prilakunya sendiri. Padahal itu bukan keinginan dan kemauan saya,
hanya saja saya semakin berada pada titik jenuh. Itu dilakukan ke salah
satu penghuni kamar nomor 1*, (
Semakin lama mengenalmu,
red).
Tak
sedikit suka-duka yang terlewati satu tahun belakangan ini. Semakin
paham karakter setiap penghuni kos, yang berasal dari berbagai daerah
tersebut. Memang setiap individu mempunyai karakter, sikap, prilaku,
tutur kata, dan pembawaan diri yang berbeda. Saya mulai peka memahami
dan bagaimana menyikapinya. Keberagaman itu membuat suasana ramai.
Itulah indahnya hidup dalam perbedaan :)
Dari
keseluruhan, saya merasa cukup betah dan nyaman tinggal di sini.
Terlepas dari makin menjamurnya peraturan tertulis yang bermunculan di
dinding kos. Pembatasan penggunaan listrik dan sebagainya. Memang
terbesit untuk pindah dari kos ini. Tapi puji syukur sejauh ini, saya
merasa betah dan nyaman tinggal di sini. Anak-anaknya cukup ramah, baik,
penuh kekeluargaan. Maupun dari lingkungan luar, warga sekitar juga tak
jauh beda.
Mungkin tinggal nunggu
waktu yang tepat, kembali memikirkan untuk pindah kos. Dengan segala
pertimbangan yang ada. Entah, saya belum bisa mematok batas waktu yang
pasti. Apapun yang telah dilalui di sini, memaksa saya untuk berfikir
ulang dengan matang untuk pindah. Selanjutnya, hanya waktu yang bisa
membuktikan :)
Selasa, 12 November 2013
/
/
Label :
Kos
Belum ada komentar. Tambahkan Komentar »
Posting Komentar