Perlahan tapi pasti, sebagian lainnya pun ikut padam

Salah satu kondisi yang gak mengenakkan, yaitu ketika listrik padam. Sangatlah mengusik aktivitas. Terutama yang memerlukan daya listrik. Misalnya, saat seru-serunya nonton acara kesayangan di televisi. Menggemaskan sekali yah, kalau tiba-tiba terhenti karena listrik padam. Wih gregetan, ingin rasanya memakan remot tvnya, sekaligus mentah-mentah. *maklum lapar

Banyak sekali situasi yang nyaris lumpuh tanpa adanya aliran listrik. Apesnya, itu yang terjadi barusan di kosan saya. Listrik mulai padam pukul 19.11 WIB. Eng, hanya saja di kamar kos saya tidak ada tv. Jadi saya belum ingin memakan tuh remot tv, sekalian nunggu matang. Tapi cukup terganggu juga. Ketika itu saya lagi asik ngedit template blog ini untuk bagian footernya.

Setelah listrik padam, nyawa laptoppun gak bertahan lama. Karena batrenya sudah ngedrop, akibat sering menggunakan batre plus bersamaan ngecharge. Ngedit blog otomatis terpaksa terhenti dulu. Bingung, gak mengenakkan kalau listrik lagi padam. Belum lagi kipas angin gak bisa mutar. Haha jos sudah..

Gak ada hal menyenangkan lagi selain ke luar kamar. Daripada berada di kamar yang cacat dan gelap. Saya mulai beranjak tuk melihat keadaan di luar dari balkon. Nah anehnya terlihat di samping kosan saya –yang juga kos-kosan. Listriknya padam juga?. Hmm.. mungkin ada masalah dan waktunya saja yang bersamaan, pikir saya gitu.

Yah, awalnya saya mengira listrik padam hanya di kosan saya saja. Karena tetangga depan kos lampunya terlihat menyala. Selain itu pengalamam saya ngekos di sini. Listiknya sering kali anjlok, naik turun tegangannya. Meski sudah dibedakan menjadi dua jalur, antara jalur lampu (atas) dan lubang stop kontak berbeda.

Tapi tetap saja sering jeglek. Bahkan selain itu, pihak kos sudah mensiasati dengan memasang sekring mini di setiap kamarnya. Guna untuk menjatah daya listrik tiap kamar secara merata. Dengan cara itu lumayan membantu menstabilkan karena secara tidak langsung. Penghuni kos tidak bisa ‘nyolong’ arus berlebihan. Meskipun ada beberapa anak yang mengakalinya :D

Berlakunya itu tentu berdampak besar. Karena, semenjak dipasang itu pada bulan November tahun kemarin. Jatah listrik tidak banyak, kalau gak salah sekitar 150 watt. Jadi sekedar memanaskan air menggunakan dispenser saja sudah gak ngangkat. Apalagi memasak nasi menggunakan magicom, tambah gak kuat. Jadilah semenjak itu saya jarang membuat teh, kopi dan minuman lainnya. Gak bisa difungsikan juga dispensernya, tak biarkan gak terpakai. Kalau mau minum air, langsung dari galonnya dengan menggunakan pompa :D

***
Setelah lihat lingkungan sekitar dari bahu balkon. Sempat ngobrol dengan Romi, Tesan dan anak-anak lainnya. Saya mulai tertarik untuk naik ke lantai paling atas. Pemandangan dari atas indah sekali, gak sempat memikirkan listrik lagi. Yang ada saya terpukau melihat langit yang cerah. Serius, malam ini beberapa kawasan di Malang dinaungi langit yang cerah, berbeda dari malam-malam sebelumnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 19.40 WIB.

Sengaja saya membawa kamera poket, tuk sekedar jepret-jepretan. Saya sering melakukan itu di atas ini. Apalagi saat sore hari, melihat pemandangan dari gunung (apa yah? Haha) di sebelah barat cantik sekali. Kalau pagi kabut putih pekat membungkus puncak gunung, seperti hidangan es yang dilumuri whipped cream.

*) Cerah yah langitnya (no edit, tanpa menggunakan flash)

*) Tambah yang ini, posisi belakang kos (-- sama)

Hasil jepretan ala kadarnya. Ditambah batre kamera sudah gak bisa bertahan lama lagi. Jepretan terakhir dari atas itu yang ini..

 *) Perhatikan, sebagian rumah masih nyala dan 
sisanya sudah mulai padam (kos saya di sampingnya)

Gak berselang lama dari motret gambar tadi. Eh tiba-tiba rumah yang tadi nyala itu, ikutan padam juga listriknya. Dan terus makin merata, dan pada akhirnya sekitaran Pis*ng Candi padam semua. Ternyata ada pemadaman bergilir, iyah lumayan legah. Setidaknya bukan hanya di kosan saya yang padam, haha. Hanya saja gak berlaku di kawasan Pis*ng Agung. Nampak terlihat dari atas sini, kalau di sana tidak ikut padam.

Setelah beberapa menit saya habiskan di atas. Mulailah kembali masuk kamar. Waktu menunjukkan pukul 20.15 WIB, dengan kondisi listrik belum kunjung nyala. Jadi, tuk sekedar membantu penerangan saya akhirnya menyalakan lilin. Untung saja persedian masih banyak. Malah ada bekas lilin warna hijau sebelumnya, panjang sisanya sekitar 8cm.

Cahaya paling terang yang berada di kamar saya. Selain hp yang sesekali nyala saat ada pesan masuk dan dari lampu indikator laptop yang berkedip pada kondisi standy by. Iseng, jepret-jepret lagi, hhehe. Tapi hasilnya gak begitu jelas, maklum saya menggunakan kamera hp yang terlalu canggih, bahkan tidak didukung adanya fitur flash :D

*) Sepercik cahaya dari lilin, di kamar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_oTDVAThxMEiFu0X3t7MNOEkjwr_I36gfVdKnH3fXu6AFJq3SaSpUZ3luVWoGTLRNOFxNnyKBqC5zi5d-_-DZV2q9IgfAmILJQxdOxmbfzgX6Ous1bE3ShH4a66yyRiFuzO5z-r5uy_s/s1600/20140126_200510a.jpg
*) Main-main foto saja, ketimbang ngelamun :D

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQsuQ-5TxDEqhDsxJVMcCkWUx02_V3Y9Sfr_XSFlQGQwFPN_0wHRpoZwbR9qo0a4H3qVz6mfXjyLCXPN900LoMBgTZWT1Yf22qlgTtfXeKG9VcO-26QMtvmv_mp6oSSJ6ixIb-KOF68Cg/s1600/20140126_200448a.jpg
*) Engle yang berbeda

Sembari menunggu listrik kembali menyala. Saya memcoba membunuh waktu dengan bermain-main dengan lilin, iseng saja jepretin dari berbagai sudut. Pantulan cahaya dari piring beling sebagai alasanya ternyata bagus juga, dan itu murni tanpa diedit loh, hhehe. Sisanya dengan membiarkan tubuh ini rebahan dan sambil lalu melanjutkan komonikasi via sms dengan sahabat saya. 

Tanpa disadari, terdengar teriakan “yaa.. nyaLAAAA!!” yang membuat saya sontak langsung terbangun. Dan benar, listrik mulai nyala kembali di waktu menunjukkan pukul 20.40 WIB. Saya gak akan menyadari tanpa mendengar suara tadi. Karena sekring depan kamar saya posisikan off. Puji syukur, akhirnya nyala juga. Masih ada yang bisa dikerjakan malam ini. Sepertinya akan kembali membenahi blog yang semeraut ini :D

***
Satu hal yang menarik. Ketika listrik padam saat itulah tercipta kehangatan dan kebersamaan, yang bisa jadi tidak selalu ada disaat listrik menyala. Saya sering memperhatikan itu dari lantai tiga kosan. Beberapa tetangga pada ke luar dari rumahnya. Setelah mereka menyalakan penerangan ala kadarnya menggunakan lilin. Lalu, duduk bersama dan terlihat asik ngobrol, entah apa yang dibicarakan.

Berada pada situasi yang sama, membuatnya terasa sepenanggungan (ah, apaan sih). Kedekatan yang tak selalu terlihat di waktu biasanya. Teman-teman kospun juga begitu. Setiap listrik padam, hampir semua penghungi kosan pada ke luar dari kamarnya. Dan biasanya kami ngumpul pada satu tempat yang sama, ngobrol apa saja. Paling lucu saat kami ‘menguliti’ pihak PLN. Dengan dalih “sudah bayar mahal-malah, tapi sering gini” dan lain sebagainya. Heboh kalau bahas itu di kosan.
Apapun kondisinya, seperti kali ini listrik sempat padam. Akan selalu menyisahkan cerita :)
Hai, sudah baca yang ini?

Belum ada komentar. Tambahkan Komentar »

Posting Komentar