Malang kota mulai merasakan dampak erupsinya

Pasca meletusnya Gunung Kelud tempo hari menyisahkan duka bagi Indonesia dan masih saja menghantui kita semua. Abu vulkanik akibat erupsinya semakin bertebaran ke beberapa daerah. Kali ini mulai menyapa kawasan Malang kota.

Setelah kemarin saya sempat mengulas berdasar apa yang diketahui dan kondisinya terpantau masih aman (dampak erupsi, red). Terkecuali daerah kabupatennya. Sejak kemarin sudah ada beberapa yang dilalui hujan abu. Tapi mulai sore ini, Malang kota juga merasakan hal yang sama.

Yah, saya mulai menyadari tadi sekitar pukul 14.52 WIB. Tercium bau sengat yang sampai terasa ke penjuru kamar saya. Mulanya saya mengira bau itu berasal dari kamar mandi. Yang memang semalam untuk kamar mandi bawah mengeluarkan bau tak sedap. Akibat kebocoran pipa pembuangan menuju selokan.

Mengingat sudah tiga hari yang lalu dilakukan perbaikan dan baru tadi malam mengusik indra penciuman kami. Sampai sela-sela angin kamar mandi bawah sebelah timur, ditutup pakai kertas oleh anak-anak kos. Baunya campur aduk, ah bisa dibayangkan. Tapi sudahlah, lupakan.

Sementara itu, di luar kamar terdengar anak-anak pada ramai ngobrol. Setelah saya ke luar kamar dan tak perhatikan dari balkon. Ada yang berbeda, tidak seperti biasanya. Udara diselimuti kabut meski tidak begitu tebal. Dan barulah ngeh, kalau aroma (bau belerang) yang tadi saya kira berasal dari kamar mandi bawah, melainkan itu bagian dari erupsi Gunung Kelud. Ternyata teman-teman kos lagi membicarakan itu.

Iyah, abu vulkaniknya sudah sampai ke daerah kosan saya, Pisang Candi. Setelah itu kami naik dan memperhatikannya dari laintai tiga. Barulah terlihat semakin jelas, kabut dari abu vulkaniknya yang keberadaannya merata. Sepertinya untuk warga Malang kota sudah mulai ikut merasakan juga dampak erupsinya.

Beberapa teman-teman kospun menggunakan masker. Tak terkecuali saya, untung saja saya punya persediaan yang tinggal satu. Sedangkan satunya dulu saya pakai sebagai penutup mata kalau tidur, tapi sedikit saya modif dengan melapisi double menggunakan kertas (aih, gak modal), haha itu dulu. Sekarang sudah gak terpakai, karena kalau tidur pakai lampu kecil warna merah, ada yang biru, dan ijo. Tapi tinggal biru uang nyala :D.

Lah, soalnya lampu kamar kos bukan berupa neon, tapi lampu TL (panjang) dan itu terang sekali. Awal nempati saya bicara sendiri “Saya bukan anak ayam yang butuh penerangan lebih untuk mengerami telor”, batin saya, hehee. Dan masih mengenai masker, beberapa teman kosan saya pada celetukan yang aneh-aneh. Mulai dari:

“Nanti minta masker ke Pak Nan (beliau wakil RT).”
“Minta sama Pak Bambang (pemilik kos).”,
“Minta ke pemerintahlah, Karena fakir-miskin, anak terlantar dan anak kos dilindungi oleh negara.”.

Dan lain sebagainya. Huaa.. memang yah mereka ada-ada saja. Terakhir malah ada yang merubah isi Undang-undang Dasar 1945. Ampun dah, masker saja cari gratisan, gak modal. Sama Cho, sepertimu! (sebagai penutup mata, red). Tapi kan itu saya kreatif loh.. #ngeles :P

***
Saya sempat mengambil beberapa gambar kawasan sebelah barat kosan. Biasanya kalau sore hari pemandangan gunung (ah, masih belum tahu apa namanya) bagus sekali. Tapi tidak dengan sore ini. Kabut pekat merusak pandangan kami.

   
 *) Ini hasil jepretan barusan

Bandingkan dengan gambar yang saya ambil, sekitar satu bulan yang lalu. Meski bukan untuk perbandingan secara mendetail. Karena waktu dan kondisi cuaca tidak sama. Tapi bisa diperhatikan kabut abu vulkanik yang menyelimuti udara dan sudah menghalangi pemandangan dari gunungnya.

 
*) Ini hasil jepretan tertanggal 03/01/ 2014

Dihimbau bagi semua sahabat dan masyarakat yang berada di kawasan Malang kota. Sebaiknya semuanya mulai berhati-hati. Persiapkan masker untuk bepergian. Karena seperti yang telah diketahui. Bahaya menghirup abu vulkanik secara langsung tidak baik bagi kesehatan. Terutama untuk pernafasan kita.

Masker memang penting di saat seperti ini. Guna untuk menghindari masuknya abu ke hudung dan mulut. Kita jangan mau kehilangan uang yang tak seberapa untuk sekedar beli masker. Ketimbang mengorbankan kesehatan yang bisa jadi dampaknya lebih merepotkan dikemudian hari. Jadi buat antisipasi untuk semuanya, yang daerahnya masih dilalui abu vulkanik Gunung Kelud.

Semoga musibah ini cepat berakhir. Tidak berkelanjutan dan berlarut-larut. Mari kita selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Untuk saudara-saudara kita yang kondisinya lebih parah kena dampaknya. Agar selalu mendapatkan perlindungan dan bisa melewati musibah ini dengan sebaik-baiknya. Tetap berserah dan mawas diri. Semuanya akan indah pada waktunya dan ambil hikmah dari kejadian ini.

Richo A. Nogroho
Malang, 15 Februari 2014
Hai, sudah baca yang ini?

6 Komentar. Tambahkan juga komentarmu »

  1. Maaf, ini rasanya komentarku telat banget ._. .
    Kondisi Malang sekarang gimana, mas? Saat ada letusan, saya juga tak henti2nya kontak dengan teman2 luar daerah. Heran, letusan di Kediri, dampaknya bisa sampek mana2 ._. .
    Kampus saya (Surabaya) jadi kampus abu2 gara2 ketutupan abu. Berasa kampus di Jepang yang lagi salju gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak juga mbak, hhee.
      oh iyah, saya barusan lihat kembali dari atas, puji syukur langit sudah mulai cerah mbak, kabut nampaknya sudah gak ada. mungkin saja masih ada bertebaran, tapi sudah gak seperti kemarin. iya khuwatir sama mereka, tak hubungi siapa saja yang masih nyambung. gegara kesapu angin jadi merembat ke mana-mana, sampai Jawa Tengah juga mbak. daerah Kuningan juga kata teman saya. waah gitu, salju dadakan yah mbak, hee. jadinya bikin kotor dan kalau di sana sudah dari kemarin lusa yah. semoga tidak ada lagi untuk hari ini dan kedepannya juga. Amin Ya Allah :)

      Hapus
  2. di Bandung sih cuma kemarin-kemarin doang sempat turun abu dari kelud. dan syukurlah sekarang sudah berkurang... :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah, Bandung juga yah mas. iyah, seperti kampung halaman saya di Madura. kemarin lusa sudah kena, dan kemarinnya katanya juga sudah nggak lagi. Puji syukur, semoga terus stabil kondisinya mas :)

      Hapus
  3. jangankan Malang mas, bekasi pun juga kena dampaknya. Tapi Jakarta masih aman kok heheh. Semoga cepat selesai ya erupsinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wua luas sekali yah mbak, sampai sana. alhamdulillah semoga terus aman di Ibu Kota sana. Amin, iya mbak, berharap ini cepat berakhir :)

      Hapus