Galaksi Pungky?, bukan, bukan berupa gugusan bintang Pungky. Itu berasal dari
alamat blog yang dimiliki oleh salah satu kandidat 10 besar Srikandi Blogger. Ok,
kelihatannya saya mengetahui banyak. Tapi tidak. Jujur saja, saya baru
mengetahuinya kemarin malam, dari salah satu postingan sahabat blogger. Dari ulasan
yang dibawakannya menarik perhatian saya. Sehingga naluri kekepoan saya bangkit
dengan sendirinya.
Oh ternyata, dia sedang mengadakan giveaway. Hua, ada hadiah di balik
itu. Siapa yang tahan liat hadiah
menggiurkan. Delapan buku plus tanda tangan penulisnya dan satu lagi mystery
box (apa yah?). Oke, mari kita ulang supaya dramatis. Delapan buku PLUS
TANDA TANGAN PENULISNYA DAN SATU LAGI MYSTERY BOX. Blogger mana yang bisa jaga diri liat begituan?. *manjat pohon
Jadinya saya memutuskan ambil bagian dalam giveaway yang diselenggarakannya. Tapi
gini, bukan karena menginginkan hadiahnya, bukan. Tapi berharap dikasik sajalah,
hhaha. Karena apa?, saya tidak banyak tahu mengenai blog mbak Pungky (lagaknya
sok akrab). Mengingat tugas peserta membahas mengenai Galaksi Pungky. Iyah, tentang blognya doang. Doang bagi yang banyak tahu. Lah saya ngerti apa?,
plis mbak, saya dikasik saja yah. Hhaha.. *mupeng.
Dan begitulah,
aroma kekalahan sudah membayangi saya.
Lantas, apa yang bisa saya bahas dengan minimnya
pengetahuan mengenai blognya?. Asli, baru tahu. Suer werewerewer jawabannya baru tahu!. Huaa, kenapa mbak Pungky tidak kenal saya sejak dulu?, kenapa baru sekarang
mbak?, kenapa?. Eh sorry, kebalik yah.
Kenapa saya tidak kenal mbak Pungky sebelumnya. Aiih, sepertinya saya
ketinggalan informasi - mengenai keberadaan blog
menarik yang dia miliki.
Tapi beruntung, ketentuan dari giveawaynya menurut saya tidak begitu ribet.
Membebaskan peserta tanpa terikat pada satu ketentun saja, iyah bebas. Jadi
mbaaaak, saya sadar kalau giveawaynya memang punya mbak, dan suka-suka mbak juga memberikan ketentuan. Tapi karena bebas
-setidaknya ada tiga kata “bebas”
yang saya tangkap. Jadi suka-suka saya juga menulisnya, bebas kan. Hihi.. *digaplok
Tadinya malah mau menulis d3Ng@N g4Y@ bEg1n1@n.
Karena termasuk alay yang sudah gak ketolong. Tapi bersyukur sebelumnya sudah
melewati kemo terapi yang memakan waktu tak sebentar. Jadi sekarang sudah tidak
terlalu akut lagi alaynya. Dan jikalau menggunakan itu, akan susah dibaca orang dewasa dan tak ketinggalan saya harus
memberi pesan:
Warning!. Postingan
ini tidak untuk dibaca remaja di atas
umur tanpa pengawasan anak muda alay.
Nah loh, menyadari kemungkinan mayoritas yang
membaca bukan anak alay. Kalau ada yang baca sih, paling mbak Pungkynya saja, itupun
terpaksa:P. Ngaku deh mbak. Terkadang kejujuran memang pahit kok. Oleh sebab
itu, setelah melalui berbagai pertimbangan. Saya memutuskan menulis ala
kadarnya - dengan pengawasan orang tua (diwakili teman kos).
Yah, setidaknya ini sebagai tanda perkenalan dari
saya. Iyah kan mbak?, diiyain saja mbak. Karena tak kenal maka tak sayang. Jadi,
kita kenalan dulu yuk mbak. Eng, nama panjang saya Richo A. Nogroho. Biasa
dipanggil Richo atau Cho-cho. Malah ada juga yang manggil Richa, eh itu kalau
mangkal sih, mbak. Haha, bercanda. Itu nama adek perempuan saya mbak, serius Richa
:). *nunjukkan KK
Ok, di sini saya mencoba mengulas dengan
menggunakan tiga metode. Pertama dengan menggunakan metode kuantitatif. Berdasar analisis dari beberapa postingan yang saya baca.
Kajian yang saya lakukan juga sederhana. Kalau dalam bahasa Yunani kuno metode ini lebih dikenal
dengan “Sok Tau”. Kedua, metode
komparatif, dari kecendrungan sisi
berbeda dari yang lainnya. Di negara kita, khususnya anak alay muda
menyebutnya dengan “SKSD” (Sok Kenal
Sok Dekat). Ada lagi yang ketiga hipotesis, perlu diingat kalau yang ini. Karena belum tentu benar. Menurut bahasa
Latinnya adalah “Sotoi” (ini sama yak, biarkan).
PS: Saya gunakan pengandaian yang
meleset dari arti sebenarnya. Tidak bermaksud merubah arti dari metode yang ada. Catat, no offense.
Habisnya mbak sii..iiiih!. Siapa suruh gak
membatasi peserta blogger hanya yang sudah kenal lama. Di pra-aturan mbak justeru berkata “Aku mau sedikit
bagi-bagi hadiah untuk temen-temen blogger. Ikutan yaaaa :D”. Nah looh, diajak semua teman-teman
blogger. Dan bukankah kita sudah berteman mbak?, kan tadi sudah kenalan (sepihak), hahah,
yeyeye. Selanjutnya di aturan mainnya malah “Kamu adalah
blogger”, iyah, saya blogger mbak. Bahkan,
di akhir postingan GAnya ada pernyataan gini “Gak ikutan gak
temenan yaaaa...”. Waduu, saya ikutan kok mbak, ikut, kita tetap temanan yah. *mengacungkan jari kelingking, *janji
***
Well, ada beberapa
kesan bagi saya, selaku pembaca awam yang baru mengetahui blognya. Meski hanya dari
beberapa postingannya, tapi dia sudah mampu memikat (hati) saya untuk terus
membaca, membaca lagi, lagi, dan lagi. Sepertinya mulai terjerumus dalam
tatanan Galaksi Pungky. Tapi sebelumnya ijinkan saya tunjukkan dulu sosoknya. Sudah
pada tahu Cho!, tapi biar suka-suka saya. Taraaaaa.. ini dia yang dimaksud.
Mempunyai nama lengkap Punky
Prayitno. Umurnya 24 tahun. Dia berdomisili di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Daaaan seterusnya...
*) Dibaca sendiri yah,
saya susah nerjemahkannya, hhaha. (sama dari blognya)
Lanjut saja kekesan yang saya dapat. Sedikit saja, kalau tidak salah
hitung ada 11 poin. Semua berdasar dari apa yang saya ketahui, dengan
menerapkan tiga metode seperti Sok Tau, SKSD, dan Sotoi. Maka, didapat beberapa poin di antaranya:
- Tulisannya Mudah Dimengerti
-
Sarat akan pesan moral
- Tulisannya terasa hidup
- Murah senyum a.k.a Ngakak
- Sikap yang terkontrol
- Menulis dari sudut pandang berbeda
- Semangat dan percaya dirinya
- Tidak jaim, apa adanya
- Membangkitkan imajinasi
- Kreatif
- Ada yang khas
Baiklah, tanpa panjang lebar lagi. Saya akan coba jabarkan satu-persatu:
1. Tulisannya Mudah Dimengerti
Kesan pertama ini yang saya peroleh. Tulisan mbak Pungky ringan, membacanya
mengalir begitu saja, mudah dipahai, dimengerti. Yah, sebagai kalangan pembaca
yang susah memahai dan mencerna suatu bacaan. Itu sangat membantu saya guys. Karena
untuk membaca tulisan yang berbobot, saya butuh waktu lebih banyak untuk
mengulang membacanya. Tapi tidak untuk tulisan mbak Pungky. Mudah dimengerti
tanpa mengurangi pesan yang ingin dia disampaikan.
2. Sarat akan pesan moral
Menarik membaca tulisannya yang mengangkat agama. Saya dapat dari dua
tulisannya yang berjudul “Tanpa Pernah Sekalipun Tertukar” dan satu lagi yang “Bagiku Agamaku Bagimu Agamamu”. Kebersamaan yang terjalin meski berbeda agama. Dan
betapa toleransi dia jungjung setinggi mungkin. Saya jadi teringat sahabat
karib saya yang non muslim. Begitu juga, kami tidak sekalipun mempertentangkan
perbedaan agama kami. Malah kami sangat dekat dan saling mengingatkan satu sama
lain. *curcol
"Soal Sarjana dan Tai Kucing yang Menempel di Toganya”. Ini lagi misalnya, ada
pernyataannya yang berbunyi “Bagiku sarjana adalah tanggung jawab. Tanggung
jawab atas apa yang orang tuaku percayakan selama empat tahun lebih. Tanggung
jawab atas cita-cita masa kecil yang aku percayakan di bangku kuliah.”. Memaknai begitu dalam sekali dan bagian terakhir yang
menarik yakni “Gak masalah IPK minimal, yang penting doa dan kerja keras selalu
maksimal".
Saya sependapat, IPK tidak menjadi jaminan mutlak seseorang mendapatkan
pekerjaan. Kemampuan seseorang tak sepenuhnya tercermin dari IPK. Saya jadi
ingat film The Internship. Salah satu
menager dari kelompok magang di perekrutan pegawai Google (dalam film itu), dia
bernama Lyle, berkata “..perbedaan ada di
dalam DNA kita. Kukira tujuan kita mencari orang (pekerja) dengan cara berfikir
yang berbeda..”. Yah, ada faktor
lain yang dijadikan pertimbangan.
Pernah nonton film The Internship
kan mbak?. Ada kan cerita tentang kegigihan dua sahabat yang sedang mencari
pekerjaan. Bahkan keduanya tak memiliki ijazah Perguruan Tinggi, tapi bisa
tembus dan duduk sebagai pegawai full
time di markas Google -setelah lolos melalui proses magang yang tak mudah
bagi mereka. Kalau belum pernah nonton, ihik, mbak lebih kuper dari Richo. Itu
pertanda gawat!.
Kaitannya dengan yang mbak katakan. Bahwasanya ada dua hal yang lebih dari
itu, yaitu prosesnya. Iyah, doa dan kerja keras. Di mana keduanya saling
berkaitan. Percuma berdoa, tanpa kerja keras, dan sebaliknya. Saya suka di sana
ada kata “selalu”, dan “maksimal”. Ah tapi gak nyambung yah
mbak?. Entahlah, hhehe. Tapi saya jadi teringat film itu. Intinya memberi
gambaran kalau kerja keras bisa mengalahkan skill.
Kemampuan hanya penunjang, jadi kerja keraslah (juga) menjadi faktor penentu.
3. Tulisannya terasa
hidup
Membuat postingannya dengan menyelipkan tanda tanya (?), seakan hendak berinteraksi. Iyah, pembaca seolah turut terlibat langsung dengan tulisan yang sedang ia baca. Selain itu penuh aksi, seperti *buang muka*, *digaplok*, *senyum tersipu*, *dibekep* dan sebagainya. Jadi
tulisannya semakin hidup, aktif gak pasif. Seakan ada reaksi yang menegasinya.
Saya kadang juga menggunakan itu. Jadi ngebuat saya semakin merasa suka membaca
tulisannyanya.
4. Murah senyum a.k.a Ngakak
Terlihat dari gaya bahasanya sepertinya dia ceria. Anaknya asik, mudah
bergaul dan gokil. Daya tarik utama bagi saya itu. Mudah sekali baginya untuk tertawa.
Yang terkadang saya bertanya pada rumput yang bergoyang, “Mbak Pungky tuh ketawa, apa lagi kesurupan yak?”, haha peace.
Soalnya ada ketawanya yang puanjaaaang, mau ngalahi rel kereta. Kayak gini: “Hahahahahaha” dan “Buahahahahahahahahahahahahahahaha”.
Berbeda dengan poin sebelumnya. Selain ceria dan mudah tersenyun. Dia juga pintar
menempatkan sikap keceriaannya pada
kondisi tertentu (dalam hal ini tetap, bicara postingannya). Saya melihat jika
dia membahas yang menyangkut moral, kritikan, argumennya. Sedikitpun tidak
menunjukkan keceriannya, keheboaannya, tertawanya (seperti kesurupan), dan
nya-nya lainnya. Adakalanya serius dan sebaliknya. Dia sanggup mengemas dari
dua sudut penyampaiannya yang berbeda.
6. Menulis dari sudut
pandang berbeda
Dari
beberapa postingan yang saya baca, yaitu Petualangan Finansial Pekerja Seks Komersial. Saya suka
sekali dengan pokok bahasannya. Mengangkat cerita dari sudut pandang yang
berbeda, positif sekali. Tidak seperti kaca mata masyarakat jamak melihat sosok
dari PSK umumnya. Dalam postingan itu, tidak satupun saya mendapati cibiran,
hujatan dan sejenisnya. Sama sekali tidak. Malah, dibuat untuk merubah prasangka
yang berkembang jauh sebelumnya. Dan seperti biasa, di akhir postingan ada
pesan moral yang bisa didapat pembaca.
Tulisan itu berada di
label Galaksi Selangkangan. Selangkangan?, iyah, sepintas bisa dimaknai demikian. Tapi saya belum
masuk ke dalam lebih jauh. Hanya dari postingan terbarunya yang saya baca.
Mungkin suatu hari nanti akan saya lahap semua tulisan yang berada di sana.
Sungguh penasaran, apa yang sebenarnya dia ingin sampaikan. Dan lugas, sanggup
membuat persepsi dan praduga. Sehingga membuat pembaca (baru seperti saya)
semakin terseret dalam tanya yang dia
buatnya.
7. Semangat dan percaya
dirinya
Tak perlu diragukan lagi. Misalnya, ketika sekitarnya meragukan posisinya sebagai
pasangan muda, yang telah dikaruniai anak. Dengan percaya dirinya ingin mematahkan keraguan yang ada. Banyak sekali yang telah dia lakukan,
di tengah kesibukannya sebagai mahasiswi tingkat akhir, bekerja, sebagai istri,
dan sekaligus seorang ibu untuk anak mungilnya. Saya membayangkan betapa
sibuknya menjalani rutinitas yang banyak menyita waktu tersebut (Ibu Rumah Tangga, red).
Tapi dia sanggup, bahkan menjadi salah satu blogger yang terkumpul di Emak-emak Blogger. Di mana kumpulan dari
para wanita hebat yang banyak menginspirasi melalui karya tulis di blognya.
Malahan sekarang masuk 10 besar. Wih, selamat yah mbak, sukses selalu dan
semoga menjadi pemenangnya :)
8. Tidak jaim, apa adanya
Tulisannya begitu alami. Mencerminkan anak muda sekali. Meski ada
postingannya yang serius, sukses membuat dahi saya mengkerut. Tapi semua dia
tulis apa adanya. Bebas, lepas *kayak lagu. Terkadang ada yang berlagak ini
itu, tapi tidak untuknya. Bahkan dengan gagahnya mengaku dirinya jarang mandi
di postingan berjudul: Jarang Mandi, Memanusiakan Diri Sendiri.
Berbagai dalih yang diperkuat dengan argumen yang ada mengenai Feronom. Sampai
membawa Tuhan juga dengan berkata “Padahal, Tuhan sudah menciptakan wangi khas
di tubuh kita masing-masing” dan belum puas, menyeret para ahli dengan
pendapatnya “Di masa depan nanti, feromon diperkirakan
bisa jadi salah satu identitas diri”. Yang dianalogikan “..bahwa bau badan
yang dihasilkan feromon itu seperti sidik jari. Jadi, kita masing-masing punya
bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya.”.
Namanya
alasan, tetap alasan mbak, mau logis apa tidak. Haha :p. Tapi saya suka
pemaparannya, tak sekedar mengulas kemalasan mandi tapi juga banyak informasi
yang bisa diserap pembaca, termasuk saya. Seperti dari penjelasannya mengenai Feromon, membuat saya jadi ngerti apa itu feromon.
Makasih:).
9. Membangkitkan
imajinasi
Ada postingan yang paling menggangu indra penciuman saya. Ketika saya
membaca postingan yang membahas Feronom. Iyah, tidak jauh dari poin sebelumnya.
Aiih, suer. Terlalu mendalam dan banyak penekanan tentang bau badan. Saya jadi
tak henti-hentinya mengingat bau badan teman-teman saya (bau badan sendiri, gak
sadar *sok polos). Bahkan deretan teman SMP, SMK, kuliah, dan di lingkungan
sekarang (kosan) ada di kepala saya semua. Iyah memang ada yang khas, tapi
terlalu diulek sejauh itu. Apalagi imajinasi saya mudah berkembang. Jadi gak
ketolong ngebayangin aromanya.
Saya peroleh setelah membaca postingan mengenai Gorgeous with Kain Jarit. Ada saja yang dijadikan kreasi, meski bahan yang digunakan
cenderung dipakai untuk kebutuhan nenek-nenek. Tapi hasilnya keren. Suer, gak
muji. Ngomong-ngomong saya melihat label “PungQreative”. Tapi saya belum
melihat dengan rinci. Nanti ah tak intip.
Eh iyah, foto paling bawah gak pantas disebut cabe-cabean mbak. Kurang
tepat. Karena masih serasi padu-padan warna yang didominasi coklat. Baik itu kain jarit, dan topi boneka macan
(kalau gak salah lihat, sepertinya macan). Coklat warna kesukaan saya, gak
tanya yah?, ah lupakan lagi. Serta gelangnya masih serasi dengan kalungnya. Karena
setahu saya cabe-cabean campur aduk, dan tidak matching warnanya, tabrakan.
Baru kali saya mendapatkan format di akhir postingan. Yang pada umumnya, misalnya menutup
dengan: Malang,
15 Februari 2014.
*) Seperti postingan saya di sini
Tapi dia tidak sebatas
itu saja, masih terselip cerita yang mengiringi
postingannya. Dari postingan yang saya baca
misalnya, dia mengakhiri dengan:
Purwokerto,
sambil meratapi eyeshadow pallete gak guna 12 november 2013
Purwokerto, 24 tahun penuh cinta dan abu
vulkanik, 2014
Purwokerto, belom
mandi sejak kemaren sore, Januari 2014. Dan seterusnya.
Namun, tak cukup hanya seperti itu. Masih ada satu alinea lagi, pesan moral
tertentu dan lain sebagainya. Itu sedikitnya kekhasan dia yang saya tangkap.
***
Mohon maaf mbak, mungkin tidak bisa mewakili
blognya. Hanya berdasar apa yang saya baca dari beberapa postingan. Iyah, baru
beberapa saja mbak. Malah sekalipun belum meninggalkan jejak di kolom komentar.
Semalam saking asiknya membaca, selesai main close tab, buka lagi, selesai, close
tab lagi. Hehe, nanti pasti mampir lagi mbak. Ketagihan.. *tanggungjawab loh mbak
Asli, itu tidak mencakup semuanya, misal dari
prestasi, buku yang dihasilkan, dan hal lainnya. Seperti di sidebar kanan terlihat tulisan mbak
Pungky yang dimuat di beberapa media cetak. Wua, memang gak diragukan lagi
kemampuan mbak dalam hal mengolah kata. Tapi saya belum masuk ke salah satu
artikelnya.
Nanti saya baca mbak, satu-persatu. Jadi sayapun
gak berani membahasnya di atas. Kalau saja di bahas semua mungkin akan
membutuhkan banyak waktu untuk saya merangkumnya. Nyerah deh, mending angkat
bendera perang. Susah juga, kebanyakan prestasinya sih. “Fix ya Cho, Richo.. kita marahan!.” sambar
mbak Pungky.
Eh iyah, kebanyakan kok mengulas kepribadian mbak
yah?. Saya bingung entah ini disebut review,
apa malah ngegosip, atau mungkin ini yang namanya The Power of Sok Tau. Maka dari itu, saya atas nama pribadi mohon
maaf, apabila ada perkataan saya yang kurang berkenan. Maaf, memang tak pantas ‘seenaknya’
mengatakan demikian. Menyadari terlalu dini jika saya mengulas blog mbak dengan
cara seperti ini. Mengingat saya sendiri baru mengetahu kemarin malam.
*) Komentar saya di blognya mas Rosyid (Source)
Tapi seperti yang telah saya sampaikan.
Ini akibat kesok-tahuan saya. Mau mengkritik apa juga, baru kenal. Jadi melalui pendekatan dengan menggunakan tiga metode yang saya
gunakan di atas. Tapi jujur saja, itulah kesan yang mbak berikan terhadap saya.
Berdasarkan apa yang saya baca dari beberapa postingan di blog mbak Pungky. Tentunya,
semua dari kaca mata saya pribadi.
Anyway, bisa dibayangkan betapa sadisnya saya. Baru kenal mbak Pungky,
sudah berani mengulas tentang konten blognya, yang mengarah ke kepribadiannya.
Alhasil, saya tetap bertekat (ketimbang gak temanan coba?) menggunakan metode Sok Tau, SKSD, dan Sotoi. Ampun
mbak, jangan jitak saya, ampuun. *kabuuur ~
Oh iyah, hampir lupa. Mbak kemarin baru ulang tahun yah?, cieeee!. Meski
telat, selamat dulu yah, hehe. Selamat ulang tahun yang ke-24 yah mbak Pungky.
Semoga semua keinginan dan harapannya bisa segera terwujud di tahun ini.
Kebahagian seutuhnya bersama anak, suami, keluarga, dan semuanya. Sukses selalu
yah, dan sukses juga tuk GAnya. Semoga berkah, dan semakin menginspirasi kami
semua :) #maafralatumur
Selasa, 18 Februari 2014
/
/
Label :
Giveaway
Hahahaha
BalasHapusKeren mas tulisannya.
Ini kok malah nyaingin si Pungky ya? :)
Ternyata ada dua tulisannya yang sama yang termasuk pilihan kita.
Eh, itu kok ada nama saya?
Hehehe
Salam..
mator sakalangkos mas :D
Hapushaha nggak mas, nggak bisa gitu juga, haha. ketular cerianya, jadi enteng nulisnya gak ada beban, kadang geglungan, jungkir balik.. *aiih, itu kumat :D
hehe. itu khilaf mas (baca:sengaja) soalnya saya pertama tahu dari surat mas untuk mbak Pungky itu :)
semoga sukses ikutan GA nya dan semoga Pungky juga sukses di Srikandi blogger 2014.. btw, nanti datang saja dan dukung langsung di acara grand final nya :)
BalasHapusAmin, Amin, Ya Allah. makasih tuk semua mas doanya, saya turut mengamini juga. kalau tempatnya bisa dijangkau dari lokasi saya, ingin datang mas, tapi kalau jauh ikut menyimak dari sini saja :)
Hapuskeeeereeen..lengkap dan ada sisi humornya :)
BalasHapussemoga menang ya, jangan lupa kalau menang hadiahnya berbagi sama saya ya :p
Makasih mbak, atensinya :)
HapusAmin Ya Allah, hhehe berbagi kebahagian yah mbak :D.
Ayuk ikutan juga mbak, masih ditunggu nih sama mbak Pungky :)
sukses buat GA nya sob..
BalasHapusAmin Ya Rob, makasih yah mas. Ikutan juga dooong :)
Hapuslengkaaaaap bangeeet reviewnya, kereeeeen !!
BalasHapusgoodluck yaaa :D
Masih apa adanya mbak, gak terlalu. Hanya sebatas yang saya tahu saja, hihihi..
HapusAmin Ya Allah, makasih yah mbak. Yuk juga ikutan mbak :)
Ada 2 hal yang dapat saya simpulkan dari postingan ini.
BalasHapus1. Postingannya panjang yah.
2. Mbak yang difoto cantik.
Salam Kenal
Eng, tapi saya akan menjawab dengan satu jawaban saja mas, yaitu Iya, saya sependapat :D
HapusSalam kenal juga mas, terima kasih :)
wah reviewnya detail pake banget, kalau saya kayaknya harus semedi dulu biar dapat wangsit untuk bisa nulis sepanjang ini
BalasHapusTapi detailnya tapi masih sebagian mas, hhehe.
HapusMas kan baca sudah saat jadi, gak tahu prosesnya. Saya juga bersemedi, binsalabin, merem sejenak, buka mata, eh jadiii (jangan percaya). Salam yah mas Gun :)
mas? mas richo? sala ya
BalasHapusoiya tulisannya keren sampai sampai mengelitik saya untuk ikut-ikutan menulis seperti mas richo hehehe..dan palagi saya dapat pentolan ide untuk menulis seperti mas dan saya harus bisa
salam manis
Salah mas, yang benar Adek, dek Richo :D
HapusMakasih mas perhatiannya. Sepertinya semua orang bisa kalau nulisnya amburadul seperti saya di atas mas. Kalau boleh saran, menulislah (jauh) lebih baik lagi dari tulisan di atas. Iyah, saya yakin bisa mas, terlebih keyakinan mas tinggi dan itu menjadi modal tersendiri, semangat :)
Salam manis juga mas :)
Aih, Mas Richo baru kenal tapi review nyakeren, komplit dan detil...sukses ya
BalasHapusHehe, iyah mbak baru kenal. Itu mah modal sotoi saya, mbak.. hihihi. Dan paling masih jauh dari semestinya. Amin Ya Allah, makasih iyah mbak Ety :)
HapusSaya salut sama Pungky. Beran mengambil keputusan menikah muda dan seorang pembelajar ... pingin ikut juga tapi belum buaaat .. aaah Pungky tunggu sayaaah
BalasHapusIyah Bun, sangat berani, dan dia mampu membuktikan bahwa keraguan sekitarnya tak berarti baginya. Hebat. Ayuk Bun, ikuuut, masih cukup banyak waktu :)
HapusWah, kita samaan, mas. Semoga kita beruntung mendapatkan salah satu bukunya :D
BalasHapusIyah mbak, toss dulu dong :D
HapusAmin Ya Allah, iya mbak, semoga mbak Pungky berbagi kebahagiannya dengan kita juga, hihi..
Waw... bagus-bagus tulisannya ya ... saya follow dia deh :)
BalasHapusTulisan Richo ini juga oke. Thanks for sharing.
Iya bagus-bagus, mas, haha.. monggo :D
HapusLah, kalau yang saya acak kadut, mas, hhaha. sama-sama, makasih sudah membaca:)
kerennd, eh tulisan kamu menang tuh . traktiran :D
BalasHapusTerima kasih, mas. Puji syukur, iyah mas Gustian, menang karena kepanjangan kali yah, hhaha. ke sini, ke rumah yuk, ada pentol lewat tak belikan, jhehehe :)
Hapus