Postcard bertema
Soerabaia Tempo Doeloe sudah sampai di tangan saya. Tadi sore
sekitar pukul 15.22 WIB, tukang Pos mengantarkannya ke rumah. Lah, ternyata saya
mendapatkan dua paket sekaligus, yakni
Postcard dari
mbak Nunu dan hadiah sebuah buku dari
bunda Ida. Puji syukur, tak disangka
kedua barang tadi akan tiba hari ini, bersamaan pula.
Sementara, paketan yang rasa-rasanya hampir
sampai malah dari mbak Pungky. Soalnya, satu jam sebelum menerima kedua paket itu, saya
justeru mendapatkan telfon dari pihak JN* Sumenep. Kalau paketan untuk saya sudah
berada di sana, dan kurirnya kesulitan mencari alamat rumah saya. *Eh, gak tahu
yak, maklum rumah saya di desa :D. Imbasnya bikin repot mbak Pungky juga,
hihihi, maaf.
Ok, kembali
lagi mengenai kartu pos. Jadi saya mendapat oleh-oleh kartu pos itu dari Mbak
Nunu. Awal mulanya ketika komentator ditawari tiga lembar kartu pos bertemakan
Soerabaia Tempo Doeloe. Penawaran itu dilontarkan dalam
postingannya yang berjudul "
Surabaya Heritage Tracking Bareng Teman Blogger". Bagi siapa yang menginginkan, tinggal bilang melalui komentarnya
masing-masing. Mudah sekali, yah?.
Lah,
saya termasuk yang menginginkan kartu pos tersebut. Meski saya bukan termasuk
kolektor kartu pos, tapi tetap saja mupeng, hhaha. Jadinya saya mengisi kolom
komentar seperti di bawah ini:
“Wih, seru. untung saja angkotnya gak
kelewatan yah, mbak. hehe. saya juga pernah menyebrangi jembatan layang
Wonokromo, pas mau ke DTCnya. tapi kalau ke Museum of Sampoerna belum pernah
dan ini kedua kalinya membaca mengenai museum itu. em.. makin kepengen ke sana
jadinya, hhe..
Mau dong, mbak Nunu. hehey :D”
Hhaha,
ternyata komentar saya berpeluang besar. Iyah, alhamdulillah, pada akhirnya
nama saya muncul dan ditetapkan sebagai salah satu penerima kartu posnya,
bersama dua orang lainnya (
Postcard,
red). Berikut ini penampakan kartu
pos yang saya dapat dari buah tangan mbak Nunu, setelah mengunjungi
House
of Sampoerna di Surabaya
. Taraaaa..
*) Nampak depan
Foto kartu
posnya ialah stasiun Surabaya zaman dahulu.
Seperti yang tertulis di pojok kiri bawah kartu posnya. Sedangkan bagian
belakangnya seperti ini:
*) Nampak belakang
Di pojok
kiri atas terdapat logo dari Sawoong, selaku pabrikan yang mengeluarkan kartu
posnya.
*) Sawoong
Eh
iyah, di pojok kanan atas ada prangkonyaaaaa. Hua, Mbak Nunu benaran ngirim kartu
posnya menggunakan perangko, hhehe. Iyah, meski mbak Nunu sempat khawatir gak
sampai, tapi puji syukur bisa sampai juga yah, mbak. Hhehe.
*) Perangko bertuliskan “Hemat Energi”
Seingat
saya, pertama menggunakan prangko waktu kelas Ⅶ. Lebih tepatnya di kelas Ib, SMPN 2
Sumenep. Pada saat itu ada pokok bahasan mengenai surat menyurat dalam pelajaran
bahasa Indonesia. Dan kami ditugaskan membuat surat tertentu dan dikirim ke penerima
yang kami tentutan sendiri. Itulah pertama kali berurusan dengan prangko,
sekaligus tuk terakhir kalinya. Karena sampai sekarang ini, saya sudah gak memakai
prangko lagi, hhehe.
Oleh-oleh
yang unik sekali dan bisa dijadikan pajangan di kamar. Asik. Saya suka, saya
suka *logat ala Mei Mei. Terlebih lagi, di
kartu posnya ada tulisan “Be best
blogger mas Richo ^_^” dari mbak Nunu. Hua, kalimat penyemangat bagi saya. Makasi yah, mbak Nunu. Utamanya terima kasih untuk postcardnya. Akan saya jaga dan disimpan sebaik
mungkin :).
Richo A. Nogroho
Sumenep, 03 April
2014
Kamis, 03 April 2014
/
/
Label :
Hadiah
Bagus kartu posnya, Bang :D
BalasHapusKalo aku lebih seneng nyetak sendiri karena suka bikin ilustrasi. Heheh
Iyah, mbak, fotonya jadulnya serasa bernilai lebih :D
HapusKalau enak, bisa nyesuaikan selera. punya yang ada fotonya si Kuro kah, mbak, hhaha :P *kandangiiin :D
Kenapa? Mau dikirimin rupanya? Hahah :D
HapusMauuu, sama Kuronya sekalian, mbak. huhaha *main bersama di kandang
Hapuskartu pos soerabay tempo dulu.....wah saya juga mau kalo dikirimin ......antik dan unik, namun yang pasti nilai historisnya itu loh......Keep happy blogging always…salam dari Makassar :-)
BalasHapusHhehe, iyah, Om. nilai suatu benda (antik) bukan diukur dari seberapa mewah, tapi kisah di balik benda itu sendiri, membuatnya semakin bernilai yah, Om. dan ini jadi kenang-kenangan dari mbak Nunu. siap, sama-sama yah, Om. salam juga dari Madura :)
HapusSeru ternyata mas ngirim pakai perangko. Pengen membudayakan lagi saya terutama berkirim kartu pos. Hehehe
BalasHapusWaha, menggunakan cara lama yang sudah jarang dilakukan orang lain, ada sensasi tersendiri yah, mbak. boleh juga, mbak dan nanti kalau mau ngirim lagi bisa ke alamat saya itu, mbak. akan siap menerima, hhhaha :D *ngarep
Hapuswah, kartu posnya unik banget ya... , tapi ngiler lihat perangkonya, soalnya saya pengoleksi perangko, hehe, kira2 perangko terbitan 2005 itu masih adakah di kantor pos?
BalasHapusHehe, iyah, mas. wuah, mas Iwan ngoleksi perangko?, ow ternyata kolektor perangko. hehe, mungkin agak susah dapatnya, mas. jatuhnya ke kolektor paling :D
Hapusjaman dulu suasananya begitu lengang dan sepi
BalasHapusGak ada kebisingan dan hiruk pikuk seperti potrek sekarang di Surabaya yah, Om.
Hapuswah bagus kartu pos nya. saya juga suka ngumpulin :) tapi kebanyakan kartu pos iklan. gambarnya bagus-bagus soalnya.
BalasHapusSurabaya jaman dulu tampak tidak panas ...
Oh mas Sandy ngoleksi kartu pos yah, wah gitu, hehe. iyah, mas, sepertinya beda dengan sekarang. menjamurnya pabrik dan pembangunan mengurangi ruang hijau.
HapusKolektor mas...
BalasHapusWah mantep, langka mestinya
Sesuatu yg hritge sllu mnarik
Ada nilai sejarahnya juga, foto stasiun pada zaman itu yah. saya saja senang nyimpannya, apalagi bagi kolektor yah, mas, hhe.
Hapusbbrp kali dpt kiriman postcard dr temen blogger..rasanya seneng ya, meski bukan kolektor postcard :D
BalasHapussalam kenal mas rico ;)
Sekali saja senang, apalagi berkali-kali, mbak. hihihi.
HapusSalam kenal juga, mbak Eda :)
Waaah itu kelihatannya langka sekali ya masss..
BalasHapusIyah, mas. lek gak keliru di belakangnya bertuliskan bahasa belanda juga.
HapusAkhir2 ini Richo sering menang GA/kuis ya .. selamaat ... ada rejeki dari ngeblog ;)
BalasHapusCoba dijalanin juga kuis2 di twitter siapa tahu banyak rejekinya juga di sana :)
Puji syukur dapat keberuntungan. terima kasih banyak, alhamdulillah, Bun. wah, saya jarang buka twitter, Bun, hihihi. paling ngeshare doang, itupun gak sampai buka langsung :D.
HapusWah dpt hadiah ya. Pasti seneng bgt. Apalagi dpt 2
BalasHapusAlhamdulillah, Bun. iyah, banget, hhehe. puji syukur :)
Hapuswah,,,panen hadiah nih ceritanya,,,selamat yaaaaaa
BalasHapusAlhamdulillah, diberi oleh-oleh mbak Nunu. soalnya datangnya bersamaan, mbak. hhe.
HapusWiii keren banget postcardnya, istri saya pengen beli gituan pas liat liat di kantor post hehe :D
BalasHapusSaya masih belum paham dengan sistem perangko, siapa yang mencetak, siapa yang ngirimkan? apa perangko itu cicetak oleh tim pengirim yang berbeda?
BalasHapusDi WIkipedia ada kak :D hehe
Hapus