Gak Kerasa Suka Lama di Dalam Kamar Mandi

Menjadi anak rantauan sejak kuliah angkatan 2010, menjadikan saya makin mengerti bersosialisasi sesama teman kosan. Karena hingga sekarang masih tinggal di kos-kosan yang sejak 2012 saya tempati. Yap, masih betah di Pisang Candi, hehe. Gak bakal habis cerita kalau membahas kehidupan anak kosan. Selalu ada cerita yang bisa dibagikan pada anak-anak kelak, alah, hhe.

Keseruan tinggal sama teman-teman berbagai daerah, latar belakang, kampus, hingga perbedaan usia. Tapi disitulah keseruan yang bisa didapat dari mereka. Karena perbedaan bukan berarti menjauhkah keakraban, malah karena berbeda kita jadi bisa saling bertukar pikiran dan cerita. Apalagi kalau sharing mengenai kehidupan di kampung halaman, jadinya banyak mengerti budaya dan kebiasaan masing-masing daerah.

Baca juga: Lebih baik bayar kos di akhir bulan #1

Sampai sekarang tinggal dihitung berapa tahun jadi anak kosan, lumayan lama, yak? 😃. Semakin lama makin jeli menghadapi teman-teman, apalagi yang sudah saling mengenal lama. Juga tahu suasana kosan kapan lagi rame, sepi maupun jam antrian kamar mandi. Pastinya kamar mandi di kos-kosan dipakai rame-rame. Eh, maksudnya mandinya sendiri-sendiri dan giliran, haha.

Di kosan saya total ada empat kamar mandi, masing-masing lantai ada dua kamar mandi. Bagi penghuli lama *lirik diri sendiri; tahu kapan paling rame digunakan dan antri. Misal jam pagi menjelang jadwal kuliah pertama, kayak mulai jam 6 sampai jam 8. Atau juga siang hari sepulang teman-teman pulang dan juga sore menjelang malam hari.

*) Himbauan di kamar mandi kosan 114 Pisang Candi Barat

Kalau ada kuliah pagi harus lebih awal masuk kamar mandi, celaka kalau anteng-anteng kurang 15 menit baru mau mandi, karena bisa-bisa ada yang makek hhaha. Karena tipikal anak beda-beda durasi mandinya, ada yang sebentar, sedang dan luamaaa. Termasuk saya pasukan yang lama di kamar mandi, nguahaha. Masak ke ngampus raup doang dan di toilet kampus pula, gak asik kan Bhahaha.

Jadi ingat jaman ngontrak dulu saya tidak dibolehkan mandi belakangan, tapi harus paling awal sendiri. Dengan begitu merasa ada yang nunggu dan teman-teman juga sering mengingatkan. Lah, soalnya kalau dibiarkan terakhir merasa gak ada yang nunggu, itu juga yang menyebabkan anteng lama di dalam kamar mandi 😃.

Sampai-sampai mereka sering teriak-teriak “Cepetan, Cho!” maupun tanya “Turu a Cho?” (tidur kah, Cho?). Disindir sambil tidur mulu kata mereka 😃, saking lamanya di dalam kamar mandi, hihi. Gak bisa kalau satu dua dayung saja, termasuk paling boros menggunakan air, hhaha. Belum lagi kalau lagi nyuci baju, dua ember untuk bilas doang paling haha.

Baca juga: Perlahan tapi pasti, sebagian lainnya pun ikut padam

Entah yah, menurut orang lain mandi saya itu lama, padahal kayaknya sebentar deh, iyah kayaknya, hhaha. Soalnya gak bisa mantau berapa lama di kamar mandi. Kalau kamar mandi di rumah saya mah ada jam dindingnya, hhaha. Jadi sesekali lihat jam sedikitnya bisa sadar kalau kelamaan, atau kecepetan, dibuat lama hhaha. Tetap saja yak 😃.

Tapi heran juga kalau lihat teman-teman yang lain. Kok bisa sebentar saja mandinya. Lah, saya cuci muka dan gosok gigi saja kalau dihitung-hitung kayak mandi penuhnya teman-teman yang lain. Hhaha. Apalagi mandi seluruh badan, bisa hampir sejaman, hihihi. Tapi saya gak sambil nyanyi kok. Meski kebanyakan penyanyi kamar mandi, saya mah gak termasuk. Soalnya tetap gak percaya diri dengan suara yang cempreng 😝.

Sebagai anak rantau yang tinggal di kos-kosan, saya juga menyadari kebutuhan teman-teman lainnya. Jadi sesama anak kosan harus saling memahami dan tak seenaknya menggunakan fasilitas dengan mengabaikan kepentingan yang lainnya. Antisipasi mungkin bisa dengan mandi lebih awal, kalau menyadari banyak yang mau makek, kitanya harus lebih cepat dari penggunaan biasanya. Kasihan kalau yang lain lama nunggu di luar, hihi. Serunya jadi anak kos selain antri di warung makan, juga antri nunggu giliran kamar mandi. Yey, hidup anak kosan 😃.

Minggu, 26 Maret 2017 / 1 Komentar / Label : Advertorial, Kos, Pengamatan