Tanggal jatuh tempo merupakan batas akhir pembayaran suatu
transaksi yang terjadi dalam periode tertentu. Apabila pembayaran melewati tanggal
tersebut –dalam akuntansi dikenal dengan syarat pembayaran (pembelian atau
penjualan barang secara kredit)– akan dikenakan denda. Untuk ketentuan dan besarnya
denda berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Kemudian akan dicatat
sebagai pembayaran lewat
jatuh tempo.
Pah,
lagaknya sok ngerti akuntansi yak *ditoyor
anak akuntansi. Enggak, enggak, anak dudul ini mah mana ngerti begituan. Yah,
sekedar kembali mengingat pelajaran sewaktu duduk di bangku SMK dulu. Berhubungan
dengan jurusan yang saya ambil ketika itu, yakni Akuntansi. Pelajaran yang tak jauh dari buku besar, penggaris,
pensil, dan kalkulator yang menjadi senjata andalannya.
Salah satu
guru akuntansi saya, ibu Indah pernah mengatakan “Akuntansi pelajaran seni”. Iyah, maksud beliau adalah seni melukis menggaris, membuat
tabel dengan bermacam keperluan pencatatan. Mulai dari yang dasar seperti, Persamaan Dasar Akuntansi, Jurnal Umum, Buku
Besar, Buku Pembantu Piutang dan Hutang, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian / AJP,
Neraca Lajur, Laba Rugi dan seterusnya.
Bagian akhir
sampai perhitungan Neraca Saldo Setelah
Penutupan, yang harus balance juga.
Kalau disebut semua bisa panjaaaaaang, dan semua itu baru materi untuk tingkat
pertama. Lantas, apa kaitannya dengan
judul postingan kamu, Cho?, apa yah?, eng.. tadi saya nostalgia saja kok. Kan
sudah bilang, sembari mengingat pelajaran semasa sekolah dulu :P.
***
Berikut cerita
mengenai pembayaran jatuh tempo sewa/uang kos. Khususnya yang saya alami dan
terjadi di kosan 114, Pisang Candi. Sebenarnya ingin saya bahas sebelum pulang kampung kemarin. Karena pada saat itu sudah ada bahan cerita. Tapi, saya tunda
dulu, sekalian ngambil bukti di periode pembayaran berikutnya. Apakah sama,
ataukah mungkin hanya kesalahan ini saja.
Jadi, pembayaran
sewa kamar kosan sudah dimuat dalam peraturan tertulis. Keberadaannya pun mudah
terlihat, karena terdapat di lantai bawah, dekat pintu utama. Dalam peraturan
tertulis tersebut dijelaskan pada poin pertama mengenai jatuh tempo
pembayarannya. Kalau saya tulis ulang berbunyi “Pembayaran Kos Harus Tepat Tanggal Jatuh Tempo/Batas Toleransi 3 Hari.”
*) Perhatikan yang bergaris merah
Dari poin
pertama sudah jelas yah, ketat sekali. Sementara bunyi poin kedua “Jika Pembayaran Kos Melebihi Batas
Toleransi Tanpa Ada Informasi Terhadap Penanggung Jawab, Kami Akan Mengosongkan
Kamar Kos Tanpa Pemberitahuan Penghuni Kos.”. Ok, jadi kami hanya diberi tenggang
waktu toleransi dari tanggal jatuh tempo selama tiga hari saja (ditandai garis biru). Semakin ngeri saja
peraturannya.
Tidak sampai
berhenti di situ saja. Bahkan tanggal jatuh tempo masing-masing kamar juga
dipampang. Nah loh!. Kalau ini tujuannya
sudah jelas yah. Agar mengingatkan kami selaku penghuni kosan untuk bayar tepat
waktu, tidak molor, apalagi nunggak. Gak heran lagi, kalau di kosan saya sangat
banyak aturan tertulis. Dinding-dinding kos rasanya punya mulut semua. Jadi pengurus
tanpa ngomongpun sudah kami ngerti maksudnya.
*) Kamar saya nomer 14 :D
Sesuai
yang saya lingkari, itulah tanggal jatuh tempo untuk kamar yang saya tempati. Tapiiii,
ada tapinya. Yah, tapi dulunya menurut mas Zaki, saya akan dicatat tanggal 09,
sesuai pertama kali memindahkan barang-barang saya ke kosan. Eh, entah di
buku catatannya mungkin masih tertulis tanggal 02, kali yah. Berdasarkan tanggal
pertama saya pesan kamar ke dia. Ah, mau gimana lagi, gak
bisa protes. Karena mas Zaki sendiri sudah gak ada di sini. Sekarang posisinya sudah
digantikan Pak Dhe.
Oh iyah,
seperti yang pernah saya singgung di postingan ini,
bahwa kosan saya tidak ada bapak/ibu kosnya. Hanya ada seorang penjaga sebagai
penanggungjawabnya. Sementara awal pertama saya menempati, semua prosesnya masih
berurusan dengan Mas Zaki. Begitu juga dengan semua pembayaran kos. Tapi sekarang
sudah beralih diurus oleh Pak Nan (kami memanggilnya dengan sebutan, Pak Dhe). Beliau
sekaligus Ketua RT dan masih ada ikatan kerabat dengan pemilik kos, Pak
Bambang.
Kembali lagi
mengenai peringatan jatuh tempo. Sebagian besar penguhungi menduga kemunculan dari
peraturan di atas, didasari lantaran ada salah satu penghuni kamar nomer 12,
yang sering nunggak pembayaran. Sebut saja si Jatem (saya ambil dari singkatan Jatuh Tempo, hhe) malah
sampai menunggak pembayaran selama tiga bulan. Akhirnya pemilik kos yang
diwakili pengurus, mengambil langkah dengan memasang peraturan tertulis seperti
itu.
Sebagai penghuni
kos tidak bisa mengelak lagi. Keberatan pun juga tidak bisa dibenarkan. Toh, langkah
yang diambil memang untuk kelancaran pembayaran kos. Sebagai antisipasi untuk menghindari
tunggakan yang berlebihan (lagi) di kemudian harinya. Meski beberapa di antara
kami sempat kecewa. Mengingat keberadaannya berasal dari kasus seorang saja. Yang
akhirnya kami yang tertip (alah) ikut terkena dampaknya semua dan mengharuskan kami
membayar tepat waktu.
Tapi memang
iyah, kalau saya dulu menganggap batas akhir tanggal sembilan (sebelum ada
aturan di atas, berubah jadi tanggal dua), jadi kebiasan bayar sekitar tanggal
segitu. Bahkan jarang melebihi, kadang malah satu atau dua hari sebelumnya. Tapi
semenjak ada aturan itu, saya jadi mempercepat pembayarannya, mejadi tanggal 02,
atau sekurang-kurangnya tiga hari setelah tanggal jatuh tempo. Melakukan pembayaran
tanggal segitu sudah seperti mau ngambil gaji saja, yah?. Lah, tapi saya belum
pernah nerima gaji. *gedubrak.
Lantas, saya
membayangkan resiko membayar melebihi batas toleransi. Seandainya kondisinya disaat saya
lagi asik tidur pulas sekali. Tanpa disadari seluruh barang saya sudah dikosongkan
dari kamar. Sementara saya tak menyadari hal tersebut, saking pulasnya tidur. Tak
cukup di situ, mungkin sayapun juga gak sadar, bangun-bangun sudah berpindah
posisi tidur di dekat selokan depan kos. Ah, tapi gak mungkiiiiiiiiin, lawong di depan gak ada selokan,.
Yah, namanya juga seandainya. *digambyor
air se-ember.
Namun,
ada kejanggalan yang saya temui. Terdapat pada kertas kwitansi, yang dijadikan sebagai
bukti pembayaran kosan setiap bulannya. Itulah mengapa saya berpendapat “Lebih baik bayar kos di akhir bulan”, sesuai judul postingan ini. Dan, kejanggalan ini tak pernah saya
temui sebelumnya -selama pengurus dipegang
mas Zaki. Jika ada yang jeli, ini justeru menjadi peluang untuk mengambil
keuntungan. Seperti apa?, eng, akan
saya lanjutkan di postingan berikutnya yah (alah, alah), hhehe. *ngumpet di balik pintu kamar kos.
Teman-teman,
ada yang punya pengalaman
atau cerita mengenai jatuh tempo pembayaran?. Atau ada anak kosan
seperti saya? *ngacung. Iyah, barangkali punya cerita yang sama, gitu.
Hhehe.
Richo A. Nogroho
Malang, 13 April 2014
Minggu, 13 April 2014
/
/
Label :
Kos
wah kejam amat sipemilik kos itu,sampai-sampai ditempel poster peraturan pembayaran uang kost, habisnya sering telat bayar kali ya anak-anak kostnya,,hehehe
BalasHapusDiperketat sama pemiliknya, mbak, hhehe. iyah, sepertinya untuk antisipasi biar gak telat lagi bayarnya, jadi dibuatlah peraturan itu :D
Hapusbeginilah nasib anak kos..mau tak mau harus ikut peraturan pemilik kos...tapi sebaiknya memang jangan suka nunggak uang kos..apalagi sampe 3 bulan..itu mah kelewatan....jadi penasaran dengan kwitansinya.....keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
BalasHapusHihi, ada aturan di setiap kosan, aturan rumah gak ada tapi penggantinya kita tinggal di kosan, jadi ada aturan kos, hihihi. kalau kasus itu, kami merasa juga kelewatan, Om. terlebih sudah berimbas pada aturan terulis setelahnya. hehhe :)
HapusSalam kembali, Om, dari Malang :)
saya sendiri belum nemuin direal yang kejam seperti itu sob :)
BalasHapusbagi yang ngekost sabar aja :)
Untung gak sampai dapat gituan juga, mas. hhehe. sabar dan pasrah, hhaha. harus tertib kalau baca peraturannya :D
HapusMungkin karena kosannya dijaga penjaga jadi kayak gitu ya....
BalasHapusSaya perhatikan ada pengaruhnya, mas. kalau terdahulu sangat dengan anak-anak. karena dari rentan usia tidak jauh beda, masih mudah, mas Zaki. tapi memang sudah kebijakan, jadinya gak bisa apa-apa, he.
HapusYah.. Namanya juga bisnis Bang, kadang ngga pake perikemanusiaan tapi perikeuntungan dan perikeuangan.. :p
BalasHapusSebenarnya bagus ada penjaga dan aturan kayak gitu, jadi anak kos nya ngga bisa macem-macem. Heheh..
Ahaha, gak mau rugih yah, geram juga kalau terus-terusan nunggak, jadi dipasang gituan :D
HapusKalau gak ada penjaga jadi kontrakan, mbak. oohoho. soalnya pemilik kos rumahnya tidak di sini. iyah, gak bisa ngelak lagi :D
Weewww,.. itu kejam banget ya kosannya, kalo saya lebih suka tempat kos yang suasana kekeluargaan, jadi dulu sama ibu kos kyak sama temen gitu, sering diajak makan bareng malahan :lol: eh btw itu kamarnya banyak banget 20 kamar yakk
BalasHapusIhihihi, gak mau ambil resiko, mbak. repot juga kalau sering ngingatkan dengan omongan, jadilah peraturan itu, haha. oh gitu, enak memang, mbak. saya soalnya pernah juga, awal kuliah. tapi masih kuliah di kampus sebelumnya. kosan juga ada ibu kos, kalau ada makanan dan perayaam tertentu, kan buat olahan, nah kena cipratannya juga, hhaha. iyah, konsepnya kos-kosan, kamar-kamar doang isinya :D
HapusBwahahaha ngalah2i hutang nang rentenir.. Hihi... Btw dindingnya pintar mas.. Diajarin ibu kos buat ngomong kali yaaa
BalasHapusHuaha, dijatah waktunya, ahaha. iyah, mbak, tiap hari, tiap jam, tiap detik, ngomog terus, gak ada hentinya, hhhaha. sama ibu kos saya gak pernah tahu, mbak. ke bapak kos saja, itupun sesekali ke sini, pas ada yang diperbaiki, hhaha.
Hapustegas nih yg punya kos, udah pengalaman bnyak yg telat bayarnya kali yah hehe
BalasHapusBapak kos yang gak bisa dikompromi, mbak. sudah jarang ke kos, tapi kuasanya tetap berkeliaran, hhaha. iyah, dari yang terparah itu, jadi muncul begituan :D
HapusNasib anak kos yahh... dulu saya juga ngekos, tapi gak segitu2 amat deh...
BalasHapusLika-liku anak kosan, alah, hhaha. oh gitu yah, mas. puji syukur, patut disyukuri yah :D
Hapuswadeww ... jd kepo knp bisa jadi peluang utk ambil keuntungan :D ... hrs nunggu rek :D
BalasHapusIhihihi, mbak Ely mah ada-ada saja, hhehe. keuntungannya lumayan bisa memperlama ngekosnya :D
HapusOh, masih sekolah apa sudah kuliah, tapi tinggal di rumah sendiri, mas?. kalau belum dan akan, selamat menjalani nanti, hehhe. seruuuu :D
BalasHapuspasti anak2 kostnya sering telat bayar, makanya dipasang tulisan begituan? :D wkwk peace om
BalasHapusTanggal jatuh tempo dulunya bukan patokan keterlambatan, mbak. masih dimaklumi, tapi beranjak dari kasus yang tiga bulan itu, jadinya muncul peraturan gitu. hehhee.
Hapusga tau rasanya ngekos gimana, soalnya saya belom pernah ngekos gan. hehe :D
BalasHapusOh gitu, wah, dicoba saja, mas. ahahaha. seru, nano-nano rasanya :D
Hapuswah jadi teringat masa silam swaktu kos dulu,tapi kebetulan waktu itu Ibu kosnya baik banget,bayar agak telat bukan masalah tuh,malah terkadang dapat makan gratis lagi hehehe
BalasHapusHhehe, enak yah kalau gitu. saya juga pernah yang gabung sama pemiliknya. kalau ada acara tertentu, masak-masak dan saya dapat bagian juga. kayak Jenang abang, makanan, kue. hhehe.
HapusYa ampun... tegas banget ya pengelolanya. Tapi secara manajemen bagus juga sih, hehe....
BalasHapusMenghindari keterlambatan, hhaha. berkaca dari kasus yang tiga bulan itu, mas :D
Hapusbuahahahaha,,,jatuh tempo bukan hanya di hutang ya,,tapi masalah kos-kosan juga ya,,enaknya jadi ibu kos,,,dapat uang kapan saja di tanggal berapa aja,,hahahaha
BalasHapusAhaha, iyah kosan di sini pakai acara jatuh tempo segala, mbak. hhaha. pemilik kos tinggal manen, mbak. gajiannya gak peduli tanggal muda, tua, terus ngalir. hhhahaha.
Hapusbelum pernah jadi anak kos :D jadi tidak tahu rasanya dikejar2 harus bayar kos
BalasHapusOooh gitu, Bun. hhehe. seperti dikejar rentenir, Bun. ehehe :D
HapusWah ceritanya bisa jd pedoman untuk para anak kos nih.hihi
BalasHapusHuaha, salah satu curhatan anak kos, mbak :D, realita yang saya alami, ihihi.
HapusBanyak banget yaa kamar nya, gw paling ngak demen kost kalo kamar nya banyak begitu pasti ribet. Dari dulu selalu pilih kost yg kamar nya ngak sampai 7 biji dan orang nya sama2 sibuk biar ngak ada interaksi :-)
BalasHapusLumayan, tapi gak terlalu, hhaha. oh gitu, mas. ehehe, terlalu rame yah, hihi. wah, saya pernah dapat pertama kali ngekos gitu. tapi ngerasa sepi, mas. sekarang rameeee, seru :D
Hapus