Mudik kedua dan cerita jambret di dalam Bus (Bagian 1)

Waha, baru bisa ngisi postingan lagi. Kalau sudah berada di rumah (di rumah?, iyah, saya sudah mudik, hihi), jadi susah membagi waktu, antara Ngeblog, bersama pacar lama dan keluarga. Aih, sok sibuk sekali yak, hhehe. Biasa penyakit lama. Eh tapi, benaran loh!. Entahlah, mungkin hanya saya yang mengalami kendala ini. *jedotin kepala dua kali
 
Lah, itu bukannya kalimat pembuka di postingan mudik pertama?, ho’oh, kali ini saya pun akan membahas mengenai mudik lagi (catat: saya gak kreatif). Ealah, mudik melulu, bosan dengarnya, Cho. Dikit saja kok, mumpung saya lagi melekan nih. Ah, tapi bosaaaan :P. Biarin, bawel amat, sih. *kemudian jambak-jambakan

Oh iyah, sebenarnya tadi saya ingin ikut lombanya Om Nher, tapi sayang waktunya nggak nututi dan apesnya ada kendala saat login. Yee, siapa suruh ngeposting mepet gitu?. Euumm.. dengerin dulu dong. Tadi saya sudah buat postingannya, berjudul “Menara dan kubah Masjid Al Amul Huda”, beserta penjelasannya yang tak lebih dari 100 kata. Sudah selesai.

Nah, tapi gagal, keburu waktunya habis. Sebenarnya nutut, karena postingan saya selesai pukul 23:58 WIB. Namun, pada saat ingin daftar dan ngeposkan komentar, harus login ke gravatar milik wordpress dulu. Berhubung saya pakai laptop adek, jadi nggak ada bekas saya login di laptopnya. Sementara waktu semakin mendakati batas akhir, tapi saya malah gagal login (password keliru mulu). Huaa, saking banyaknya akun, atau mungkin karena grogi, jadinya serba salah. Hingga pada akhirnya detik sudah menyentuk pukul 00.00 WIB. Tetoot, telat yak :D.

Lawong waktu yang diberikan sudah banyak, malah disia-siakan. Apalagi foto Masjid yang ingin diikutsertakan diambil waktu masih berada di kosan. Ampun, Om *sungkem. Saya nggak bisa memberikan alasan yang mudah diterima. Karena pasti nggak akan masuk akal, tetap saja salah. Jelas, Cho, kamu yang salah. *sungkem lagi. Iya, memang ini kesalahan saya. Titik. *maaf, Om *sungkem lagi.

Baiklah, cukup cerita itu, selebihnya akan saya simpan sendiri dan beserta postingannya yang sudah tak masukkan ke draft (sebelum dijedotin ke pianonya Om Nh, hihi. Ampun Om :D).

Dan, kembali lagi mengenai mudik, saya berangkat hari Kamis kemarin (24 Juli 2014), dari Malang pukul 09.03 WIB. Benar, saya masih menggunakan transportasi Bis, sedangkan motor diparkir di Arjosari, seperti mudik sebelumnya. Waktu menunjukkan pukul 21:39 WIB, Bis jurusan Surabaya yang saya naiki mulai berangkat dari terminal Arjosari. Bangku penumpang sudah terisi penuh.

Jalanan pun semakin padat dilalui kendaraan bermotor. Tidak hanya didominasi roda dua, tapi kendaraan roda empat, seperti mobil pribadi, juga memadati jalan raya antar kota Malang - Surabaya. Berbeda jauh ketika saya mudik tanggal 13 Juli 2014, kemarin. Kepadatan di beberapa ruas jalan tidak begitu nampak seperti sekarang ini. Maklum saja yah, karena sudah mendaki lebaran, jadinya pemudik semakin membeludak.

*) Padat merayap

Eh iyah, ternyata ada kenaikan dari tarif atau ongkosnya. Dapat dilihat dari informasi yang terpampang di kaca Bisnya, seperti melalui foto di bawah ini:

*) Nggak kebaca yah? :D

Iyah, hasilnya memang nggak jelas, karena saya jepret tanpa menggunakan flash. Soalnya saya sungkan sama penumpang lainnya. Alah, kameramu saja jelek, Cho. Haha, itu juga jadi penyebabnya, ngehehe. Kalau saya tulis ulang isinya seperti ini:

Tarif PATAS
Surabaya
(Terminal Bungurasih)
ke
Malang
Rp. 30.000,-/pn
(Berlaku mulai 23 Juli – 10 Agustus 2014)

Jadi, selama itu tarif Bis Patas (entah untuk ekonomi ada kenaikan serupa, atau tetap) jurusan Malang ke Surbaya, atau sebaliknya, mengalami kenaikan Rp. 5.000,- , dari tarif sebelumnya yang sebesar Rp. 25.000,-. Saya memaklumi, karena sudah masuk arus mudik. Kenaikan seperti ini juga lumrah terjadi di saat seperti ini. Masih bersyurkur yah, ada beliau-beliau (crew Bis) yang rela tidak berkumpul bersama keluarganya di rumah, demi pekerjaan yang dijalaninya.

Lepas dari Sidoarjo menuju Surabaya, nampaknya cuaca semakin tidak bersahabat. Beberapa ruas jalan Surabaya mulai diguyur hujan dan mendekati terminal Bungurasih sepertinya semakin deras. Hawa dingin malam hari dan AC, semakin diperparah dengan turunnya hujan saat itu.  Waktu sudah menunjukkan pukul 23:28 WIB. Genangan air setinggi 7cm menyambut kedatangan Bis yang kami naiki. Sementara hujan masih belum berhenti.

Di bagian ruang tunggu penumpang (sebelah barat) malah digenangi air. Tapi sudah ada beberapa petugas dan dibantu (inisiatif) pemilik kios yang dengan sigap membuang genangan air ke selokan dekat toilet umum. Lumayan deras sekali alirannya. Sehingga pada saat saya menuju ke toilet tersebut, berjalan agak jinjit dan harus hati-hati, agar tidak jatuh terpeleset. Tapi untung saja tidak sampai tembus dan membahasai kaus kaki yang saya kenakan.

Selesai dari tolet, saya berjalan santai sekali, tidak buru-buru seperti biasanya. Karena kondisinya meski sudah tidak hujah deras, tapi masih gerimis. Jarak ruang tunggu ke tempat pemberangkatan Bis pun agak jauh. Beberapa pemudik ada yang sedang duduk di ruang tunggu. Ada juga yang nunggu di dekat keberangkatannya, meski Bis yang ditunggu belum datang. 

*) Beberapa kota tujuan, belum tiba Bisnya

 \*) Loh tapi, saya perhatikan Bis Patas jurusan 
Madura kok nggak ada juga? (lingkar merah)

“Patas besok pagi, naik ekonomi saja, yang penting sampai.”, menurut salah satu kondektur Bis (entah jurusan apa). Mendengar kesaksian itu, saya langsung bergesas ke bagian Bis Ekonomi. Saya tak ingin mengulur waktu lagi, sekalipun masih germis. Soalnya sudah beberapa menit terbuang menunggu Bis Patas datang.

*) Di dalam Bis Ekonomi

Pukul 23:46 WIB, saya sudah sudah naik dalam Bis Ekomoni jurusan Madura. Puji syukur, saya masih kedapatan tempat duduk. Cuman selang beberapa menit bangku penumpang sudah dipenuhi pemudik lainnya. Ini alamat bakal penuh sesak nantinya. Soalnya pasti ada penumpang yang jegat atau naik di sekitaran perak, dekat jembatan Suramadu, di Tangkel, atau nantinya saat ngetem di terminal Pamekasan.

*) Nggak begitu jelas, dari dalam Bis 
(kameranya juga kurang mendukung). Agak maksa saja :D

Berselang beberapa menit, Bispun akhirnya berangkat. Saya yang terbiasa tidur dalam perjalanan, sudah mulai menyiapkan posisi pewe untuk merangkai mimpi, nyihihihi. Tak cukup terlelap, tiba-tiba mas yang duduk di sebelah saya berkata “bentar lagi jambret tas”, sorot matanya sambil melihat ke depan. Seolah-olah kami terlibat obrolan panjang. Padahal hanya beberapa kali saja ngobrolnya. Sok akbrab sekali dia, haha :D.

Tak lama kemudian apa yang diucapkan mas itu terbukti. Perempuan berbaju kuning kemerahan sedang dijambret oleh pemuda tak dikenal. Tas yang ia pegang, berhasil dirampas oleh pemuda berambut kriwil agak gondrong tersebut. Sontak perempuan tadi teriak sekeras mungkin... bersambung..




Richo A. Nogroho
Sumenep, 27 Juli 2014
Hai, sudah baca yang ini?

28 Komentar. Tambahkan juga komentarmu »

  1. Meski telat, diposting aja mas, buat arsip dan biar saya tahu seperti apa masjid yang akan mas ikutkan..

    Eh, saya jadi penasaran cerita perampokannya.. Hehehe

    Mas, selamat hari raya idul fitri ya..
    Maaf-maaf kalo ada salah. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, sungkan, Mas, terutama sama Om :D, sudah tap publikasikan, mungkin bagiyang mengikuti blog ini (alah, siapa sih, hihi) akan tahu sekilas dari aktivitas blog ini, tapi tak masukkan ke draft :D

      tadinya mau cerita biasa, nggak dipilah dua bagian. tapi pas bikin (belum selesai) sudah delapan halaman A4, jadinya tak bagi dua :D

      Oh iyah, Mas, Selamat Hari Raya Idul FItri juga, maaf lahir dan batin :)

      Hapus
  2. saya mau tanya mas, rasanya gimana tuh jedot kepala 2 kali :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak sakit kok, Mas, coba deh *eh, hhehe. damai, Mas :D

      Hapus
  3. waduh serem :(
    hati-hati nih kalo naik kendaraan umum
    Semoga bisa menikmati lebaran nan indah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, Mas mungkin perlu baca bagian keduanya nanti :D
      tapi pesan Mas benar sekali, perlu kewaspadaan, biasanya desakan antar penumpang dijadikan kesempatan empuk bagi (maaf) para pencopet, misalnya.
      Amin, terima kasih, Mas, doa sama juga untuk Masnya ;)

      Hapus
  4. wah kalau mudik pasti banyak cerita yang bisa diceritakan yah mas dari yang macet sampai orang yang kena jambret, buat menjadi pelajaran untuk kita selalu berhati-hati yah mas apalagi musim pulang mudik begini pasti banyak orang yang berniat jahat mengincar sasaran yang empuk, saya tunggu cerita lanjutannya mas hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu ada pengalaman yang didapat, Mas. meskipun kita sering melakukan kegiatan (mudik), tapi tentu akan berbeda setiap waktunya. iyah, kondisi yang padat dan saling desak-desakan, biasanya dimanfaatkan orang yang ingin mengambil keuntungan. jadi perlu hati-hati sekali. hhehe, ceritanya sudah tak publikasikan Mas :D

      Hapus
  5. Karena ini Kunjungan Perdana saya maka saya minta izin dulu ya Mas untuk Follow Blognya, Jika berkenan untuk Follback tentunya saya sangat berterimakasih Mas...Untuk Tahun ini saya tidak mudik Mas karena saya sudah tinggal di Kampung halaman...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuah, terima kasih sudah mampir di blog sederhana saya, Mas. makasih juga sudah follow. insyaAllah pasti akan ke sana juga. oh, jadi tanpa perlu mudik lagi yah, hhehe. salam buat keluarga di rumah :)

      Hapus
  6. Ceritanya detil sekali. Tampak melelahkan ya mudik ke Sumenep. Tapi juga pasti menyenangkan karena akan bertemu dengan ortu dan kerabat. Eh beberapa hari yang lalu mudik juga deng yaa ...:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Curhat mania, Mas :D. lumayan, Mas, bokong makin sipit, kebanyakan duduk, gak ketinggalan sering kesemutan. haha. tapi ya gitu, kalau sudah membayangkan keluarga di rumah, pasti hilang rasa lelah dan sakitnya. haha, iyah :D

      Hapus
  7. "Ufuk Ramadhan mulai memudar, Cahaya Syawal kian memancar, Dosa dan Khilaf saatnya dibakar, Marah dan Dendam saatnya dikubur. Kadang hati berburuk sangka, Langkah membekas lara, Tutur kata tidak terjaga, Tingkah laku membawa luka. Andai tangan tak dapat berjabat, Setidaknya kata masih terucap : "Selamat IDUL FITRI 1435H, Minal Aydin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin ya. mas Richo :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mas Purnomo, saya juga mengucapkan hal yang sama. Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, Mas Purnomo :)

      Hapus
  8. Balasan
    1. Jangan dibayangkan loh, mbak Beb :D

      Hapus
    2. Langsung praktek aja seharusnya yah.. Ngahahah :D

      Hapus
    3. Boleh-boleh, selamat mencoba, hhaha :D

      Hapus
  9. untung saya baca yang bagian 2nya dulu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahaha, mbak curang, ah. cerita yang gak seru, jadi tambah gak seru :D :D

      Hapus
  10. duuh asiknya yang mudik :D

    duh, hororr juga yah ada jambret di bis.. bntar baca yang bagian duanya ahh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhehe, almadulillah :)
      ngeri, mbak Ran, hhoho *nahan ketawa. monggo, terima kasih, mbak :)

      Hapus
  11. ngetem di terminal pamekasan memang lama bget mas,,,aku kadang bosan kalo lama,,,pdahal udah masuk wilayah sendiri,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan, mbak, hihi. loh, mbak Dwi kok masih ngetem?, apa turunnya setelah terminal?, kalau gitu, berarti mbak rumahnya setelah terminal. hee.

      Hapus
  12. mudik yang melelahkan tapi asyik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lelahnya nanti terbayar setelah tiba di rumah, Mas. huihihi, ngumpul sama keluarga :)

      Hapus
  13. OOT: Wah tampilannya baru ya, kenapa gitu ganti alamat blognya? trus yang alamat lama gimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah, Bun. ganti dari yang serba coklat, heheh. ingin berubah fokus, Bun. insyaAllah nanti saya ulas dalam postingan tersendiri :)

      Hapus